8 Jenis Exit Strategy bagi Perusahaan

Ada banyak strategi yang bisa Anda terapkan untuk membangun sebuah bisnis yang sukses. Namun, pernahkah terlintas dipikiran Anda untuk membuat plan sebaliknya, yaitu dengan menerapkan exit strategy alias meninggalkannya. Meski tidak terlalu populer, sejumlah pebisnis besar justru banyak yang menerapkan strategi ini dalam bisnisnya. 

Untuk memperdalam pemahaman mengenai exit strategy akan dibahas lebih jauh melalui artikel berikut, mulai dari pengertian, jenis-jenis, contoh, serta pertimbangan sebelum melakukannya. Mari simak! 

Pengertian Exit Strategy 

Dalam konteks bisnis, exit strategy adalah rencana yang dibuat oleh pemilik usaha untuk mengalihkan kepemilikannya kepada orang lain.  

Tapi, jangan langsung berasumsi buruk dengan strategi tersebut. Sebab, pengalihan kepemilikan bisnis ini bisa bertujuan untuk merencanakan bidang usaha baru atau menyelamatkan bisnis dari kerugian yang sedang atau akan dialami. 

 
Di sisi lain, exit strategy yang direncanakan tidak sepenuhnya untuk kedua tujuan tadi. Bahkan, saat bisnis sedang berjalan lancar pun, exit strategy dapat diterapkan guna menambah keuntungan (profit).  

Jenis-jenis Exit Strategy Dalam Bisnis 

Berikut adalah beberapa contoh exit strategy yang umum digunakan dalam bisnis: 

1. Menjual ke investor 

Ini adalah jenis exit strategy yang dilakukan dengan cara menjual saham kepada angel investor. Kelebihan dari jenis ini adalah perusahaan masih bisa berjalan sebagaimana mestinya tanpa terganggu oleh perubahan status kepemilikan. 

Sayangnya, strategi ini juga memiliki kekurangan, salah satunya adanya kemungkinan untuk mencari investor yang mau membeli bisnis. 

2. Mewariskan kepada keluarga 

Selain menjualnya ke investor, pebisnis juga bisa melakukan exit strategy dengan mewariskan bisnisnya ke pihak keluarga. Namun, jika memilih jenis exit strategy ini, pastikan anggota keluarga yang dipilih memiliki kompetensi dan kualitas untuk melanjutkan bisnis, ya. 

3. Merger & acquisition (M&A) 

M&A adalah jenis exit strategy di mana pebisnis atau pelaku usaha menjual bisnisnya ke perusahaan atau investor lain. Melalui jenis exit strategy seperti ini, pebisnis jadi bisa menaikkan nilai sahamnya apabila mendapat banyak penawaran. 
 

Di lain sisi, exit strategy seperti ini memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan waktu lama dan memiliki peluang gagal yang tinggi. 

4. IPO (Initial Public Offering) 

Jenis exit strategy berikutnya adalah IPO. IPO sendiri merupakan proses di mana pebisnis menawarkan atau menjual samanya kepada publik. Strategi ini biasanya diambil oleh pebisnis untuk mengumpulkan modal tambahan. 

5. Likuidasi 

Likuidasi adalah jenis exit strategy yang dilakukan dengan menutup seluruh usaha dan menjual aset yang dimilikinya. Terkadang, cara ini menjadi satu-satunya bagi solusi bagi pebisnis yang secara individu dan tidak punya pilihan untuk dijual. 

6. Acquires 

Tidak selamanya akuisisi dilakukan untuk mengambil alih bisnis perusahaan, karena bisa juga untuk mengakuisisi SDM yang ada di dalamnya. Akuisisi seperti ini masuk ke dalam jenis exit strategy yang disebut sebagai acquires. 

7. Management & employee buyouts (MBO) 

Ini adalah jenis exit strategy yang memungkinkan manajemen perusahaan tetap diisi oleh karyawan lama yang ditransmisikan ke peran yang lebih senior untuk mengisi bagian kepemimpinan. 
 

8. Mengajukan kebangkrutan 

Exit strategy terakhir adalah mengajukan kebangkrutan. Jenis jalan keluar ini sebaiknya dihindari karena bisa mengakibatkan aset yang dimiliki disita dan mempengaruhi kredit ketika mengajukan pinjaman. 

Masing-masing jenis strategi jalan keluar di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya. Maka dari itu, Anda tinggal memilih jenis strategi di atas sesuai dengan kebutuhan dan situasi bisnis yang sedang dijalani. 

Pertimbangan Sebelum Menerapkan Exit Strategy 

Penerapan exit strategy dalam bisnis merupakan keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan matang. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan menerapkan exit strategy. 
 

  • Tujuan bisnis 
  • Nilai bisnis 
  • Pasar dan industri 
  • Waktu 
  • Keuangan pribadi 
  • Persaingan 

Penting juga untuk merencanakan exit strategy dengan hati-hati dan dukungan profesional untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan hal bijak dan sesuai dengan tujuan bisnis Anda.  

Jadi, apakah Anda tertarik untuk menerapkan strategi ini untuk bisnis Anda? 

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: