Pelaku bisnis manufaktur pasti sudah tidak asing dengan istilah buffer stock. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan persedian bahan baku dalam pembuatan suatu produk. Yuk, kenali lebih jauh istilah buffer stock dan apa saja indikatornya di sini!
Apa yang Dimaksud Buffer Stock?
Secara definisi, buffer stock diartikan sebagai stok barang yang disediakan untuk menjaga operasional produksi agar tetap berjalan. Persediaan ini harus cukup sampai stok barang berikutnya masuk. Dengan kata lain, buffer stock harus terus dijalankan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku sehingga menghambat distribusi.
Sama seperti hukum ekonomi, di dalam bisnis manufaktur, terkadang pasokan dan permintaan seringkali tidak menentu. Oleh karena itu, menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup menjadi solusi untuk menghindari terjadinya kekurangan stok (stock outs).
Supaya Anda lebih memahami mengenai buffer stock, berikut beberapa contoh dari buffer stock.
- Panen Gandum
Saat panen tiba, petani akan menyimpan sebagian gandumnya dan tidak menjual seluruhnya ke pasar atau tengkulak. Cara seperti ini bisa disebut sebagai buffer stock karena petani sengaja menyimpan sebagian hasil panennya itu untuk menjaga stabilitas harga bila sewaktu-waktu mengalami kelangkaan stok gandum di pasar.
- Minyak Mentah
Contoh berikutnya adalah minyak mentah. Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat (USA) memiliki cadangan minyak mentah yang mencapai 727 barel. Stok minyak mentah yang dimiliki oleh Amerika ini nantinya akan dijual atau dipinjamkan saat ada kelangkaan barang tersebut di negara-negara lain yang membutuhkan.
Apa saja Indikator Buffer Stock?
Agar buffer stock yang diterapkan dapat berjalan optimal, setidaknya ada lima indikator utama yang harus Anda lakukan, yaitu sebagai berikut.
- Accurate Forecasting
Pada indikator pertama ini, Anda harus pandai dalam memprediksi permintaan dan penawaran pasar. Tujuannya adalah agar Anda dapat mengevaluasi berapa banyak stok yang harus Anda persiapkan untuk buffer stock.
- Refill Frequency
Anda juga harus melakukan penyetokan kembali (refill frequency) secara berkala pada bahan baku yang mulai menipis selama kegiatan produksi berlangsung. Lakukan penyetokan kembali ini setiap sebulan sekali.
- Lead Time
Pada industri manufaktur, istilah lead time dipakai untuk menggambarkan manajemen rantai pasokan (bahan baku) dan produksi. Dengan mengetahui lead time, Anda jadi mengetahui berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, apakah harus disediakan lebih awal, atau bahkan ditunda.
- Product Perishability
Indikator buffer stock berikutnya adalah product perishability. Product perishability adalah bahan baku yang mudah rusak, memiliki usia simpan pendek, dan nilainya yang dapat turun akibat kerusakan, kegagalan, maupun penguapan. Mengetahui product perishability penting untuk perencanaan stok bahan baku yang lebih baik.
- Seasonal Variations
Dalam menyimpan stok bahan baku, Anda juga harus memperhatikan variasi musim. Pasalnya, ada sejumlah bahan baku yang bisa rusak akibat musim-musim tertentu.
Kelebihan dan Kekurangan Buffer Stock
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan buffer stock yang harus Anda ketahui.
- Kelebihan
- Menjaga harga tetap stabil
- Menjaga pendapatan tetap stabil
- Menjaga naik turun permintaan dan penawaran
- Meminimalkan turunnya harga produk secara tiba-tiba
- Meminimalkan risiko kekurangan jumlah produk di pasar
- Kekurangan
- Konsep ini menyebabkan peningkatan biaya administrasi
- Rentan mengalami kerugian karena ada beberapa barang yang sifatnya cepat rusak dan tidak tahan lama ketika disimpan
- Membuat pemerintah menetapkan pajak yang tinggi
- Rentan mengeluarkan biaya berlebih (overhead) untuk membeli atau menyimpan stok
Demikianlah ulasan lengkap mengenai buffer stock dan indikatornya. Jadi, apakah Anda sudah lebih paham dengan istilah ini?