6 Tips Menerapkan Jenis Budaya Kerja yang Positif

Seberapa jauh perusahaan dapat berkembang? Harus diakui, dalam hal ini budaya kerja memiliki peranan yang tidak sedikit. Jenis budaya kerja juga sangat beragam. Sebelum membahas lebih jauh tentang hal tersebut, sebenarnya apa sih budaya kerja itu? 

Budaya kerja sendiri bisa diartikan sebagai nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang menggambarkan cara orang bekerja dan berinteraksi dalam suatu organisasi. Hal ini mencakup sikap, perilaku, dan pola pikir yang menjadi inti dari lingkungan kerja. 

Jenis Budaya Kerja yang Ada di Perusahaan 

Berbicara tentang budaya kerja, sebenarnya ada banyak jenisnya. Dalam situs Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) sendiri, sedikitnya ada 4 jenis budaya kerja. Berikut penjelasannya. 

1. Clan Culture 

Jika ada satu kata untuk menggambarkan budaya kerja yang satu ini, “kekeluargaan” mungkin satu kata yang cocok.  

Clan culture menekankan hubungan yang erat antar anggota tim dan rasa saling peduli. Dalam budaya ini, nilai-nilai seperti kolaborasi dan komunikasi menjadi prioritas. 

2. Market Culture 

Budaya kerja yang satu ini menekankan pada persaingan dan mendorong karyawan untuk saling bersaing. Market culture menciptakan lingkungan yang dinamis dan memotivasi, di mana karyawan dihadapkan pada tantangan yang mendorong kemajuan perusahaan. 

3. Hierarcy Culture 

Jenis budaya kerja yang satu ini menekankan pada struktur dalam menjalankan perusahaan. Aturan hierarki yang ketat menjadi landasan demi meningkatkan produktivitas bisnis. 

4. Adhocracy Culture 

Dalam adhocracy culture, pemimpin adalah inovator. Ia harus berani mengambil risiko dan mewujudkan ide-ide baru bersama timnya. 

Tips Membangun Budaya Kerja yang Positif 

Budaya kerja yang positif mampu meningkatkan produktivitas karyawan yang pada akhirnya berdampak pada perusahaan. Untuk membangun budaya kerja seperti ini, tentunya dibutuhkan upaya yang tidak sedikit. 

1. Komunikasikan visi dan misi perusahaan 

Saat visi dan misi perusahaan dikomunikasikan kepada seluruh anggota tim secara jelas, hal ini membantu menciptakan pemahaman yang kuat tentang arah dan tujuan perusahaan. Setiap individu dalam perusahaan pun merasa terhubung dengan tujuan yang lebih besar dan memiliki pandangan yang sejalan.  

2. Membangun budaya apresiasi 

Apresiasi yang diberikan dengan tulus mampu memotivasi seseorang, bahkan menjadi sumber energi untuk melakukan lebih dari biasanya. Jika setiap pemimpin melakukannya, bisa dibayangkan hal besar seperti apa yang dapat dicapai perusahaan. 

3. Mengembangkan kolaborasi dan partisipasi 

Anda akan terkejut dengan apa yang bisa dilakukan seseorang saat diberi kebebasan dan didorong untuk berkolaborasi serta berpartisipasi pada sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Dengan cara ini, karyawan akan lebih terdorong untuk berkembang, lebih kreatif dan menjadi lebih produktif. 

4. Menerapkan work-life balance 

Jangan mengganggu karyawan dengan urusan pekerjaan di luar jam kerja. Toh, hal tersebut juga tidak akan membuat kinerja mereka lebih maksimal. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan harus dijaga demi produktivitas kerja yang lebih baik. 

5. Komunikasi yang efektif 

Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan bisa membuat banyak hal menjadi lebih mudah. Atasan bisa mengomunikasikan apa yang diinginkan dengan lebih baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, jangan sampai komunikasi yang efektif terganggu dengan birokrasi yang terlalu kaku. 

6. Memprioritaskan kesehatan karyawan 

Perusahaan pada dasarnya digerakkan oleh karyawan. Jika karyawan sampai rusak, bisa dipastikan hal tersebut akan mengganggu operasional perusahaan. Di sinilah pentingnya memprioritaskan kesehatan karyawan, baik fisik maupun mental. 

Budaya kerja yang positif mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Jadi meski sulit dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, semua itu layak untuk diusahakan. 

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: