Jumlah pengguna adalah salah satu tolak ukur pertumbuhan (growth) sebuah startup. Namun berapa banyak dari pengguna tersebut yang menjadi pelanggan tetap atau active user, semua itu juga perlu dipastikan. Inilah saat di mana cohort analysis mulai digunakan. Dengan cohort analysis, Anda bisa mengetahui perilaku user dan perkembangan tingkat keterlibatan pengguna.
Apa Itu Cohort Analysis?
Istilah cohort analysis berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti analisis kelompok atau unit. Jika dikaji lebih dalam, cohort analysis adalah analisis perilaku pengguna atau pelanggan yang berfokus pada data-data yang umumnya dikumpulkan dari platform digital, baik itu e-commerce, aplikasi maupun game. Dari kumpulan data inilah, Anda bisa mengetahui tingkat keterlibatan pengguna (user engagement).
Cohort analysis bisa menjadi tool yang sangat berguna untuk mengetahui berapa besar tingkat retensi pelanggan. Apakah pengguna yang berhasil diakuisisi tetap menggunakan produk Anda atau tidak, semua dapat diketahui dengan cohort analysis.
Pentingnya Cohort Analysis Bagi Startup
Tujuan didirikannya sebuah startup pada dasarnya adalah untuk mendapatkan keuntungan melalui penjualan produk atau layanan. Namun untuk mencetak keuntungan, Anda tidak bisa mengabaikan siklus hidup pelanggan (customer lifetime value). Siklus hidup pelanggan ini terdiri dari akuisisi, retensi dan pengembangan pelanggan.
Jadi meski ada banyak orang yang mengunjungi website atau menggunakan produk yang Anda kembangkan, secara bisnis, startup belum bisa dikatakan sehat sebelum memiliki banyak pelanggan tetap.
Mengembangkan pengguna menjadi pelanggan tetap membutuhkan usaha, biaya dan waktu yang tidak sedikit. Dibutuhkan monitoring dan tolak ukur yang jelas untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan benar-benar efektif. Cohort analysis membantu praktisi bisnis startup untuk melihat itu semua.
Apakah user engagement-nya bagus atau tidak, semua dapat dilihat dari data-data yang disajikan. Di samping itu, kesimpulan dari cohort analysis juga dapat digunakan untuk meramu strategi customer relationship management (CRM) yang baru dan menyesuaikan produk atau layanan yang cocok untuk pengguna.
Bagaimana Cohort Analysis Membantu Meningkatkan Customer Retention
Cohort analysis menyajikan data-data mengenai jumlah pengguna, persentase pengguna yang membeli dan persentase pelanggan yang melakukan pembelian ulang dalam periode waktu tertentu yang dihitung dari tanggal peluncuran produk. Dari data-data tersebut, Anda bisa melihat retensi pelanggan dari hari ke hari.
Data yang disajikan bukan hanya sebatas angka. Data tersebut juga menunjukkan perilaku pengguna dan penyebab kenapa ada pengguna yang berhenti menggunakan produk atau layanan Anda. Berbekal data, Anda bisa mengetahui fitur-fitur apa yang perlu dikembangkan atau diubah. Anda juga bisa mengembangkan layanan yang dapat meningkatkan customer retention.
Tipe-tipe Cohort Analysis
Sedikitnya ada 2 tipe cohort analysis. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan keduanya.
- Acquisition Cohort
Jika ingin mengetahui kapan sekelompok pengguna mulai menggunakan produk Anda dan sampai berapa lama mereka menggunakannya, acquisition cohort inilah yang digunakan. Anda bahkan bisa melacak data tersebut secara harian, mingguan atau bulanan.
- Behavioral Cohort
Merupakan tipe cohort yang mengumpulkan kelompok pengguna berdasarkan perilaku mereka. Ada berapa banyak pengguna yang melakukan registrasi, menekan tombol play atau melakukan tindakan spesifik lain dan tetap aktif setelah melakukannya, semua itu dapat dilihat di behavioral cohort.
Melakukan diagnosa bisa sama rumitnya dengan melakukan analisis. Namun dengan memahami fungsi dan peran cohort analysis dalam pengembangan bisnis startup, Anda bisa mulai memanfaatkannya untuk meningkatkan user engagement dan mulai mencetak keuntungan.