Banyak startup yang mengalami kegagalan karena kurang memahami target pasar mereka. Padahal dalam dunia bisnis, pelanggan adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Salah satu model yang bisa digunakan untuk analisis pelanggan adalah customer development. Untuk itu, penting bagi setiap founder startup memahami arti dari customer development model dan apa manfaatnya bagi bisnis.
Apa Itu Customer Development?
Istilah customer development pertama kali dikembangkan oleh Steve Blank sebagai bagian dari metodologi Lean Startup. Metode ini ditujukan untuk memahami masalah melalui pemeriksaan penuh peluang dan validasi mengenai solusi yang diusulkan. Dengan cara ini, diharapkan solusi yang diusulkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Manfaat Customer Development
Menemukan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah goal utama dari customer development. Namun di samping itu, customer development juga memiliki manfaat lain. Berikut manfaat customer development dalam pengembangan startup.
- Efisiensi Waktu dan Uang
Proses pengembangan produk tidak hanya menguras pikiran dan tenaga. Waktu dan uang yang perlu dikeluarkan juga tidak sedikit. Belum lagi jika produk yang dikembangkan ternyata tidak dibutuhkan oleh pelanggan. Tentu saja, semua usaha, waktu dan uang yang dicurahkan menjadi sia-sia. Customer development membantu meminimalisir risiko tersebut. Dengan memahami kebutuhan pelanggan, produk yang dikembangkan akan jauh lebih mudah diterima dan menjawab kebutuhan.
- Membantu Pemasaran Lebih Efektif
Produk yang dikembangkan dengan metodologi customer development pada dasarnya sudah divalidasi dengan data dan fakta. Menariknya, data dan fakta tersebut tidak hanya berguna dalam proses pengembangan produk saja. Startup juga dapat memanfaatkannya sebagai bagian dari strategi pemasaran.
- Membiasakan Tim Memvalidasi Setiap Asumsi
Ide pada dasarnya berawal dari asumsi atau dugaan. Agar ide dapat diubah menjadi sebuah produk, ide tersebut harus divalidasi. Customer development membantu membiasakan tim untuk melakukan hal tersebut. Dengan mindset seperti ini, tim tidak akan terjebak pada asumsi.
Proses Customer Development
Setelah memahami apa itu customer development, muncul satu pertanyaan baru. Bagaimana proses customer development? Ada empat customer development process yang perlu dipahami. Keempat proses tersebut meliputi:
- Customer Discovery
Customer discovery merupakan tahapan memahami pelanggan. Apa yang dibutuhkan oleh pelanggan? Apa yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dalam tahap customer discovery.
- Validasi Pelanggan
Di tahap ini, startup memastikan apakah produk yang akan dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Produk juga akan diuji apakah bisa dibuat dalam skala besar atau dibuat ulang. Jika tidak ada masalah, proses bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.
- Customer Creation
Tahap customer creation adalah tahapan dimana startup mulai membuat sebuah produk. Selain membuat produk, di tahap ini startup juga mulai membangun brand awareness.
- Transisi Perusahaan
Jika produk yang dikembangkan mendapatkan respons positif dari pasar, startup harus mulai mengembangkan dirinya menjadi perusahaan yang lebih besar. Transisi dari startup menjadi perusahaan ini perlu dilakukan untuk menunjang permintaan produk yang lebih besar.
Customer development melibatkan banyak pihak dan dilakukan secara lintas departemen. Pihak-pihak yang terlibat di sini mulai dari divisi marketing, sales, engineering hingga product management. Peran founder dan eksekutif juga tidak kalah penting, khususnya dalam memberi dukungan kepada tim. Tanpa dukungan tersebut, customer development tidak akan berhasil.