Kenali Konsep Golden Circle dalam Bisnis Anda

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, menemukan cara untuk membedakan diri dengan para pesaing merupakan kunci kesuksesan jangka panjang. Dalam pencarian untuk menemukan esensi yang sesungguhnya di bisnis, salah satu konsep yang bisa diterapkan adalah golden circle. Lalu, apa sebenarnya golden circle itu dan bagaimana contoh dari konsep ini? 

Apa Itu Konsep Golden Circle dalam Bisnis 

Golden circle adalah konsep yang berguna bagi bisnis dalam menemukan tujuannya. Konsep ini diajukan oleh Simon Sinek dalam bukunya berjudul “Start With Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action.”   

Di dalam kerangka golden circle, Sinek mengungkapkan bahwa banyak bisnis yang dimulai dari mengembangkan dan menciptakan sebuah produk. Setelah itu, barulah menentukan tujuan dari diciptakannya produk tersebut.  

Padahal, jika bisnis dimulai dari menentukan tujuan bisnisnya terlebih dahulu, maka dapat menginspirasi konsumen dalam mengambil tindakan (action). 

Konsep golden circle diilustrasikan seperti papan panahan yang memiliki tiga lingkaran saling bertumpukan. Pada lingkaran tersebut terdapat tiga komponen yang dapat membantu Anda dalam menemukan tujuan bisnis dan bagaimana mencapainya, yaitu apa (what), bagaimana (how), dan mengapa (why). 

 
Tiga Pilar Utama Golden Circle 

Di bawah ini adalah ulasan lengkap mengenai tiga pilar utama dalam golden circle. 
 

1. What we do 

Bagian terluar dari konsep golden circle adalah “apa/what”. “What” di sini merujuk pada apa yang diciptakan dan dijual oleh perusahaan, baik berupa produk atau layanan. Di samping itu, “what” juga dapat merujuk pada apa yang dilakukan oleh karyawan. 

Dengan memahami pertama pilar ini, maka akan lebih mudah bagi sebuah bisnis dalam menentukan langkah berikutnya serta produk seperti apa yang harus dihasilkan. 
 

2. How we do 

Pilar kedua menjelaskan tentang bagaimana perusahaan dalam memahami cara membuat produk dan layanan yang tepat sehingga bisa sesuai dengan keinginan pasar serta konsumen.  
 

Namun, perlu Anda pahami bahwa “how” memiliki arti yang berbeda di setiap perusahaan atau bisnis. Ini karena tiap-tiap bisnis maupun perusahaan memiliki visi-misi, tujuan, dan strategi, yang berbeda. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin perusahaan Anda perlu memahami secara rinci apa yang akan dilakukan ke depannya. 

3. Why we do 

Dalam golden circle, “why” menjadi bagian inti dari konsep tersebut. “Why” sendiri ditujukan untuk mencari tahu tujuan Anda dalam memulai sebuah usaha atau bisnis. Jawabannya tidak melulu untuk mendapatkan keuntungan atau laba, melainkan bisa menggunakan alasan yang lebih logis. 

Contoh Penerapan Golden Circle dalam Bisnis dan Marketing 

Selain untuk menentukan tujuan bisnis, konsep golden circle juga bisa diterapkan untuk membantu strategi marketing perusahaan. Berikut contoh penerapan konsep golden circle dalam brand marketing: 
 

1. Brand identity (what) 

What dalam konsep golden circle dapat membantu dalam menemukan identitas dari brand Anda, seperti logo, warna, kemasan, dan tipografi. Identitas dari brand inilah yang nantinya dapat Anda gunakan untuk merepresentasikan perusahaan atau bisnis Anda. 

2. Brand character (how) 

Brand character tidak hanya dibentuk dari tujuan perusahaan, tapi juga kebiasaan konsumen. Ketika keduanya dapat berjalan bersamaan, maka brand Anda bisa terkesan lebih autentik dan membawa aura positif. 

3. Brand mission (why) 

Why di golden circle juga bisa dipakai dalam menentukan brand mission. Apalagi, untuk bisa terhubung secara personal dengan konsumen, brand mission harus dirancang dengan baik dan positif. 

Golden circle dalam brand marketing dapat membentuk identitas merek dan menciptakan koneksi yang lebih emosional dengan konsumen. Itulah kenapa golden circle harus mulai Anda terapkan dalam perusahaan agar memudahkan Anda dalam mencapai tujuan bisnis. 

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: