Kerangka Growth Hacking dalam Pengembangan Startup

Growth hacking adalah salah satu strategi marketing yang populer dan mampu membantu pertumbuhan startup dengan sangat cepat. Untuk itu, dibutuhkan kerangka yang tepat dalam menjalankannya. Dalam beberapa tahun terakhir cukup ramai istilah growth hacking diperbincangkan dan dalam dunia bisnis sudah banyak diimplementasikan pada berbagai perusahaan startup.

Kerangka Growth Hacking

Untuk bertumbuh, Anda harus mencari cara untuk melakukan eksperimen. Masalahnya adalah bagaimana mencari waktu untuk melakukannya dengan benar, terutama ketika Anda juga memiliki banyak pekerjaan dan inisiatif lain. 

Itulah mengapa membangun sebuah proses yang berkelanjutan untuk merekam ide-ide Anda dan mengimplementasikannya sebagai eksperimen sangatlah penting. Dengan mengetahui cara-cara ini, ini memungkinkan tim Anda menulis ide secara efektif, memprioritaskan eksperimen, dan langsung mempraktikkannya.

  1. Metode Ilmiah

Ketika hendak melakukan proses eksperimen, Anda harus selalu mengikuti metode ilmiah. Ciptakan cara untuk bertukar pikiran dengan anggota tim lain, membangun hipotesis, menerapkannya, lalu memprioritaskan analisis dan kesimpulan akhirnya.

Saat melakukan eksperimen demi pertumbuhan, membangun proses ini untuk tim Anda bukanlah sesuatu yang dikerjakan sekali dan langsung selesai. Sebuah proses yang baik harus meliputi sesuatu yang mudah diukur, dapat diprediksi, dapat diulang.

Dengan kata lain, tidak cukup hanya mengatakan bahwa metode ilmiah adalah proses Anda. Akan tetapi, gunakanlah metode ilmiah itu sebagai patokan untuk menyusun proses internal Anda.

  1. Punya Tujuan

Setelah proses Anda selesai, langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan, yang mungkin terdengar sederhana secara teori. Tetapi tujuan dari eksperimen apa pun tidak bisa hanya mengenai growth, sebab pertumbuhan tidak dapat diukur. Sebaliknya, setiap eksperimen yang Anda jalankan harus memiliki hasil yang dapat ditindaklanjuti dan diuji, yang berarti Anda harus memulai dari yang kecil.

Berikut beberapa contohnya:

  • Apa tujuan keseluruhan eksperimen? Pertumbuhan pendapatan.
  • Bagaimana Anda akan mendorong lebih banyak pendapatan? Dengan memperoleh lebih banyak prospek.
  • Bagaimana Anda akan melakukannya? Tingkatkan konversi mulai dari iklan marketing dengan konversi terendah.
  • Apa sasaran khusus iklan Anda? Tingkatkan konversi pada satu landing page sebesar >5% dan temukan hasil yang signifikan secara statistik.
  • Bagaimana Anda akan menerapkan eksperimen untuk memenuhi tujuan itu? Lakukan A/B test.

Jika Anda kesulitan dalam menetapkan sasaran yang dapat ditindaklanjuti untuk eksperimen Anda, mulailah dengan sasaran yang sifatnya high-level dan lanjutkan ke jalur inkremental, hingga Anda memiliki sesuatu yang dapat Anda kaitkan dengan metrik.

  1. Brainstorming dan Kesimpulan

Tidak cukup hanya menaruh ide mentah ke dalam dokumen di suatu tempat. Sebaliknya, Anda harus meminta tim Anda untuk mengevaluasi ide-ide brainstorming dan mengubahnya menjadi sebuah kesimpulan.

Berikut ini contohnya:

  • Ide dari brainstorm: Gunakan pop-up ketimbang in-line CTA untuk meningkatkan konversi pada posting blog.
  • Penelitian: In-line CTA hanya mengonversi pada tingkat di bawah 1%. Jika menggunakan CTA slide-in atau pop-up, itu dapat membuat CTA lebih terlihat untuk meningkatkan konversi.
  • Hipotesis: Menggunakan pop-up CTA akan meningkatkan konversi dari posting blog ke landing page sebesar >2%, dengan hasil yang signifikan secara statistik.
  1. Prioritas

Setelah Anda melakukan brainstorming dan penulisan kesimpulan dalam tim, Anda akan menemukan bahwa Anda memiliki lebih banyak ide daripada yang Anda tahu. Itu bukan hal yang buruk. Jangan khawatir, sebab pertumbuhan terjadi karena banyak bagian dari inisiatif yang bergerak.

Semakin banyak hal yang harus Anda uji, semakin Anda dapat berkembang seiring waktu. Karena itu, dengan ratusan ide yang dilahirkan, Anda harus mencari cara untuk benar-benar memprioritaskan eksperimen mana yang diprioritaskan, dan mengapa.

  1. Desain dan Implementasi

Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan ketika mendesain sebuah testing.

  • Semakin banyak variabel yang Anda punya di satu eksperimen, hasilnya akan kurang berarti.
  • Atur cara untuk mengukur hasil sebelum eksperimen dimulai. Banyak dari eksperimen Anda yang membutuhkan tools. Anda harus memahami bagaimana cara mengukur hasilnya bahkan sebelum eksperimen dimulai.
  • Memiliki time frame tidak hanya membuat eksperimen Anda lebih akurat dan konsisten, tapi juga membantu Anda melacak hasil tanpa membuat eksperimennya gagal.
  1. Analisa Eksperimen

Saat timer sudah mati dan eksperimen selesai, penting untuk Anda menganalisanya dan merekam hasil, kemudian menggunakannya dalam praktik. Membangun sebuah budaya eksperimen bukan hanya soal mendapatkan hasil pass atau fail, melainkan bagaimana Anda bisa memakai hasil eksperimen itu untuk melangkah maju.

  1. Sharing 

Sebelum Anda mengulangi proses tersebut untuk eksperimen berikutnya, penting untuk membagi hasil eksperimen Anda dengan rekan kerja. Bagi informasi secara internal adalah cara yang baik untuk mendorong transparansi dan mengumpulkan feedback.

Growth hacking pada dasarnya bukanlah solusi untuk semua masalah atau untuk semua keberhasilan dalam sebuah bisnis startup. Namun, dengan growth hacking, Anda sebagai founder dapat memiliki berbagai cara dan upaya dalam melakukan berbagai strategi yang tepat untuk kemudian diketahui mana yang paling sesuai dan efektif.

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: