Pengembangan sebuah produk membutuhkan proses yang panjang. Setelah prototipe dibuat, serangkaian pengujian masih harus dilakukan. Salah satunya adalah alpha testing. Setelah alpha version selesai dibuat, produk akan dirilis ke publik agar diuji oleh pengguna.
Apa Itu Alpha Testing?
Alpha testing merupakan tahap pengujian paling awal sebelum produk tersebut diluncurkan ke publik. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh tim internal, baik itu timpengembang, karyawan ataupun teman dari karyawan.
Tujuan dari alpha testing bukan untuk menguji fungsionalitas aplikasi. Sebaliknya, pengujian ini dilakukan untuk lebih memahami perilaku pengguna dan pengalaman yang diperoleh saat menggunakan aplikasi yang tengah dikembangkan.
Dari proses pengujian alpha, feedback dari alpha tester akan dikumpulkan. Tim pengembangkan pun bisa mengidentifikasi bug atau gangguan yang muncul atas kesalahan penggunaan.
Keuntungan Alpha Testing
Semua aplikasi baru pasti melalui tahap alpha testing. Setelah melalui tahap ini, barulah proses pengujian bisa berlanjut ke tahap beta release. Ada beberapa hal yang membuat alpha testing menjadi tahap pengujian yang begitu penting. Berikut beberapa keuntungan dari alpha testing.
●Menguji Produk Secara Menyeluruh
Saat disruptive technology masuk ke pasar, perlahan namun pasti teknologi tersebut akan mengubah keseluruhan industri yang dimasuki. Misalnya saja dalam industri retail. Dengan teknologi, belanja jadi lebih mudah. Konsumen bahkan tidak perlu lagi keluar rumah untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.
● Membantu Meningkatkan Standar Kualitas Produk
Alpha testing memang tidak diuji oleh pengguna asli. Akan tetapi, pengujian ini dilakukan dengan enario yang mendekati kondisi sesungguhnya. Kondisi pengujiannya juga dibuat serealistis mungkin.
Dari alpha testing, tim pengembang akan mendapatkan feedback yang sangat berharga. Feedback yang diberikan umumnya cukup mewakili dan mendekati masalah yang mungkin dialami pengguna nanti. Dari feedback inilah, pengembang bisa melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas produknya.
● Memberi Gambaran Tentang Kinerja Produk Saat Dirilis Nanti
Setiap produk baru pada dasarnya membutuhkan konfirmasi. Apakah produk tersebut akan diterima oleh pengguna atau tidak, semua itu perlu dipastikan terlebih dahulu. Namun untuk masuk ke sana, pengembang harus memastikan bahwa produk yang dibuat memang sudah berfungsi dengan baik dan reliable.
Alpha testing membantu pengembang untuk mengukur kinerja sebuah sistem. Dari pengujian ini, mereka bisa memperoleh gambaran terkait kegunaan dan keandalan produk yang tengah dikembangkan. Berbekal hal tersebut, pengembang bisa mengambil keputusan terbaik terkait perbaikan yang perlu dilakukan.
● Memberi Gambaran Tentang Kinerja Produk Saat Dirilis Nanti
Dengan alpha testing, pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan memperbaikinya sebelum produk diluncurkan ke publik. Karena sudah diantisipasi, waktu perbaikan jadi lebih singkat. Produk juga bisa lebih cepat diluncurkan.
Bagaimana Alpha Testing Membantu perkembangan Startup
Inovasi yang dilakukan oleh startup sangat erat kaitannya dengan proses coba-coba. Dalam prosesnya, kesalahan hampir selalu bisa dijumpai. Hal ini juga terjadi saat proses pengembangan sebuah produk atau aplikasi.
Dengan alpha testing, startup bisa mengidentifikasi gangguan atau bug lebih cepat, bahkan sebelum produk memasuki versi beta. Karena masih dalam fase alpha, bug bisa diperbaiki sebelum berkembang dan menyebar ke mana-mana. Pengembang bisa lebih fokus pada inti permasalahan. Perbaikan yang dilakukan di fase alpha testing umumnya juga bisa diselesaikan lebih cepat.
Perbaikan bug yang lebih cepat tentu berdampak positif bagi perkembangan startup itu sendiri. Startup pun bisa lebih mudah berkembang tanpa harus dipusingkan dengan masalah-masalah yang sejatinya masih bisa dihindari.