Hockey stick growth merupakan salah satu konsep pertumbuhan yang kerap digunakan untuk memonitor perkembangan sebuah startup. Apakah sebuah startup berkembang atau justru tertahan di tengah jalan, pemahaman akan konsep hockey stick growth punya peranan yang cukup besar. Itulah kenapa setiap founder perlu memahami konsep ini dan membimbing startup-nya agar mencapai hockey stick growth.
Apa Itu Hockey Stick Growth?
Hockey stick growth merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan pola pertumbuhan pendapatan yang telah dicapai oleh startup-startup sukses. Hockey stick growth sendiri terdiri dari 4 fase yang terdiri dari tinkering, the blade years, the growth inflection point dan surging growth.
Di fase tinkering, startup mulai lebih serius pada ide bisnisnya dan berkomitmen mengembangkan gagasan menjadi sebuah bisnis. Di tahap the blade years, startup mulai mengalami masa-masa penuh perjuangan. Fase ini umumnya berlangsung selama 3-4 tahun tanpa ada pertumbuhan revenue sama sekali.
Jika startup berhasil melalui dua fase di atas dengan baik, tibalah fase ketiga, yakni the growth inflection point. Di fase ini, pertumbuhan revenue mulai terlihat. Di fase terakhir atau surging growth, pertumbuhan tersebut semakin terlihat dan startup pun mulai scale up.
Bagaimana Cara Mencapai Hockey Stick Growth?
Mungkin tidak semua startup bisa tumbuh menjadi unicorn atau bahkan decacorn. Meski demikian, kemungkinan-kemungkinan tersebut masih tetap ada. Dengan mereplikasi apa yang dilakukan startup-startup sukses, Anda bisa selangkah lebih dekat mencapai hockey stick growth.
●Buat Rencana dan Fokus Pada Rencana Tersebut
Perjalanan sebuah startup memang penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Ada kalanya perlu berimprovisasi dan menyesuaikan diri dengan realita yang ada. Akan tetapi, melangkah tanpa rencana sama saja dengan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Hockey stick growth tidak mungkin bisa dicapai tanpa rencana yang jelas. Rencana inilah yang nantinya menjadi peta jalan sekaligus alat monitor perkembangan sebuah startup.
●Tetap Fokus dan Jangan Buru-buru
Karena tidak sabar dan ingin meningkatkan revenue secepat mungkin, banyak startup yang justru kehilangan fokus dan terlalu terburu-buru mengubah visinya. Padahal masa-masa awal startup seharusnya lebih difokuskan pada pertumbuhan atau growth.
Dari alpha testing, tim pengembang akan mendapatkan feedback yang sangat berharga. Feedback yang diberikan umumnya cukup mewakili dan mendekati masalah yang mungkin dialami pengguna nanti. Dari feedback inilah, pengembang bisa melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas produknya.
● Sesuaikan Strategi Bisnis
Mempertahankan visi itu penting. Meski demikian, bukan berarti menyesuaikan strategi itu dilarang. Jika apa yang sudah dilakukan tidak berhasil, tentu ada beberapa hal yang perlu disesuaikan kembali.
Dalam kondisi seperti ini, startup harus segera melakukan penyesuaian strategi bisnis. Minta feedback dari pelanggan. Dari feedback inilah, startup bisa menemukan strategi yang peluang keberhasilannya lebih tinggi.
● Pastikan Memiliki Cukup Modal
Membangun startup jelas butuh modal. Selain modal skill dan sumber daya manusia, modal uang juga sangat penting. Sebanyak 29% startup bahkan gagal karena kekurangan dana. Karena itu, penting bagi startup untuk memiliki cukup modal dan cermat dalam menggunakannya.
Ada proses yang harus dilalui untuk scale up. Inilah salah satu pelajaran yang bisa diambil setelah melihat grafik hockey stick growth. Untuk mencapai hockey stick growth, sebuah startup mungkin butuh waktu bertahun-tahun lamanya. Namun saat startup mulai memasuki fase ketiga atau growth inflection point, perjalanan selanjutnya akan terasa lebih mudah.
Hockey stick growth juga bisa menjadi alat monitor untuk mengetahui sudah sejauh mana startup bertumbuh. Apakah masih di fase-fase flat atau justru mulai memasuki growth inflection point. Dengan mengetahui posisi saat ini, startup bisa tahu apa yang sebaiknya dilakukan di fase tersebut.