Untuk membangun sebuah startup tidak hanya mengandalkan metric traction untuk memvalidasi bisnis. Dari waktu ke waktu, Anda juga perlu memikirkan metrik lain untuk memastikan kelancaran dari suatu bisnis. Salah satu metric traction yang utama adalah Customer Lifetime Value (CLV) atau nilai umur pelanggan.
Metrik Pertumbuhan Startup, Salah satunya LTV
Customer Lifetime Value atau nilai umur pelanggan merujuk pada nilai dari seorang konsumen terhadap sebuah produk dari suatu brand selama mereka menjadi pelanggan. Sayangnya, metrik ini sering kali dilupakan. Padahal LTV dapat membantu jalannya sebuah startup untuk mengukur pendapatan dan investasi yang dihabiskan untuk memperoleh pelanggan.
LTV ini juga dapat membantu Anda untuk mempertahankan pelanggan. Sebab, untuk mendapatkan pelanggan baru lebih susah dan membutuhkan waktu serta biaya yang tak sedikit dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. LTV ini juga sering disamakan dengan Net Promoter Score atau biasa disebut dengan NPS.
Padahal pada dasarnya kedua istilah ini sangat berbeda karena NPS hanya mengukur kepuasan pelanggan tanpa menghubungkan rentang waktu seorang pelanggan dalam menjalin interaksi dengan sebuah brand. Lalu bagaimana cara menghitung customer lifetime value?
Cara Menghitung Customer Lifetime Value
Dalam menghitung customer lifetime value adalah, anda membutuhkan rumus dasar yang dapat anda gunakan. Rumus tersebut yaitu;
LTV = Rata-rata dari nilai Transaksi dikalikan dengan transaksi dalam satu tahun lalu dikalikan dengan waktu retensi (hubungan bisnis antar pelanggan).
Anda dapat menyimak contoh kasus berikut:
Nyonya A memiliki bisnis kuliner Korean cake box, harga dari menu tersebut berkisar Rp 30.000 sampai dengan Rp 40.000. Pelanggan C selalu membeli Korean cake box dengan harga Rp 35.000 setiap satu minggu sekali selama dua tahun. Berapa LTV dari pelanggan C?
LTV = Rata-rata nilai transaksi X (jumlah transaksi satu tahun X waktu retensi)
LTV = Rp 35.000 (52 X 2)
LTV = Rp 35.000 X 104
LTV = Rp 3.640.000
Dengan begitu LTV dari pelanggan C adalah Rp 3.640.000. Namun, perlu diketahui bahwa angka ini adalah sebuah prediksi. Akan lebih akurat lagi jika mempunyai lebih banyak faktor yang bisa dijadikan penunjang. Sebab kebanyakan perusahaan akan memodifikasi lagi rumus dasar tersebut atas dasar dari beberapa faktor lain seperti margin dan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan pelanggan.
Fungsi Mengukur Customer Lifetime Value
Tak hanya fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata LTV juga sangat penting bagi keberlangsungan startup Anda. Salah satunya yaitu untuk mengelompokan pelanggan. Jika ingin menciptakan customer loyalty dengan pelanggan dari kalangan kelas atas, maka yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan rumus LTV untuk mengetahui mana pelanggan yang memiliki nilai lebih tinggi.
Ini juga merupakan cara yang efektif untuk mengatur strategi pemasaran, di mana Anda dapat memperkirakan berapa besarnya biaya yang pas untuk mendapatkan pelanggan baru dengan tidak melebihi LTV yang sudah ada. Dengan mengetahui LTV juga dapat mempermudah Anda sebagai founder startup untuk menciptakan program terbaik berdasarkan kemampuan setiap pelanggan dan juga tingkat loyalitas mereka.
Itulah mengapa LTV menjadi metric traction yang paling utama dalam pertumbuhan sebuah startup. Dengan metrik yang satu ini maka keuntungan dari bisnis yang Anda jalankan akan membuahkan hasil yang maksimal.
Referensi:
dailysocial.id/post/metrik-customer-lifetime-value
naperlaunch.org/blogs/business/customer-lifetime-value-and-startup-growth
founderscpa.com/how-to-calculate-customer-lifetime-value-for-startups/
thestartupfounder.com/lifetime-value-ltv-what-it-is-how-to-calculate-it-and-why-it-is-key-for-your-startup/
startupbonsai.com/tools/customer-lifetime-value-calculator/
blog.hubspot.com/service/how-to-calculate-customer-lifetime-value
Diakses pada: 15 November 2021