Mengetahui cara menghitung biaya produksi (production cost) adalah hal penting dalam bisnis. Sebab, biaya produksi menjadi variabel dalam menentukan harga produk yang hendak dijual nantinya. Lalu, bagaimana menghitung biaya produksi dengan benar? Dalam artikel ini akan dijelaskan semua secara lebih mendalam.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang maupun layanan yang siap dipasarkan, ataupun yang akan diolah kembali.
Keseluruhan biaya produksi akan dihitung mulai dari proses awal pengolahan hingga menjadi produk atau layanan setengah jadi, maupun yang telah jadi. Kemudian, keseluruhan biaya ini yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menentukan harga jualnya.
5 Jenis Biaya Produksi
Ada lima jenis biaya produk yang akan diakumulasikan untuk mengetahui total pengeluaran saat kegiatan produksi. Kelima jenis biaya itu meliputi:
1. Biaya tetap (fixed cost)
Sesuai namanya, jenis biaya produksi ini tidak akan mengalami perubahan terlepas produksi barang sedang mengalami peningkatan maupun penurunan. Oleh karena itu, biaya tetap ini bisa cepat dianggarkan. Contoh dari biaya tetap adalah gaji karyawan dan biaya sewa gedung.
2. Biaya variabel (variable cost)
Berbeda dari sebelumnya, jenis biaya ini akan ditentukan mengikuti jumlah produk yang dihasilkan. Artinya, besaran biaya yang dikeluarkan tidak akan sama antara periode akuntansi (rentang waktu antara dua laporan keuangan).
3. Biaya rata-rata (average cost)
Biaya rata-rata merupakan biaya yang dikeluarkan untuk satu unit barang atau produk. Untuk mengetahui biaya rata-rata ini, Anda cukup membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan.
4. Biaya marginal
Biaya marginal adalah biaya tambahan yang akan dikeluarkan jika memang ada penambahan produksi untuk unit barang tertentu. Namun perlu diingat, penambahan biaya produksi ini tidak selalu dibutuhkan dalam kegiatan operasional bisnis.
5. Biaya total
Biaya total merupakan hasil penjumlahan dari biaya-biaya tadi, seperti biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, dan biaya marginal. Dengan mengetahui total biaya produksi, perusahaan jadi bisa mengetahui besaran pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.
Unsur-unsur Biaya Produksi
Secara garis besar, unsur-unsur dalam biaya produksi dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
- Biaya bahan baku: Ini mencakup biaya segala bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, entah itu bahan baku dalam bentuk fisik maupun energi.
- Biaya tenaga kerja langsung: Ini mencakup biaya untuk seluruh tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.
- Biaya overhead pabrik; adalah biaya produksi yang tidak dapat langsung dialokasikan ke produk atau unit tertentu. Ini termasuk biaya bahan baku tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya air & listrik, asuransi pabrik, dan pengeluaran rutin perusahaan.
Cara Menghitung Biaya Produksi
Sebenarnya, cara menghitung biaya produksi sangat sederhana. Anda bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung total biaya produksi:
Rumus biaya total = (Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik) ÷ kuantitas produk
Ilustrasi
Diketahui, PT Makmur Abadi mampu memproduksi 4.000 pasang sepatu dalam satu bulan. Berikut rincian biaya produksi yang dikeluarkan untuk bisa memproduksi 4.000 pasang sepatu tadi:
- Biaya pembelian bahan baku: Rp50.000.000
- Biaya tenaga kerja langsung: Rp4.000.000 x 15 orang = Rp.60.000.000
- Biaya sewa pabrik: Rp30.000.000
- Biaya listrik & air: Rp10.000.000
- Biaya keamanan (satpam pabrik): Rp2.000.000
Perhitungan: Rp50.000.000 + Rp60.000.000 + Rp30.000.000 + Rp10.000.000 + Rp2.000.000 = Rp152.000.000
Total biaya produksi = Rp152.000.000 : 4.000 = Rp38.000. Jadi, total biaya produksi per unit sepatu adalah Rp38.000.
Berikutnya, jika perusahaan ingin mengambil keuntungan 100% per sepatu, maka dapat dihitung harga jualnya sebagai berikut:
Harga jual = biaya produksi + (persentase keuntungan x unit)
Harga jual = Rp38.000 + (100% x 4.000 unit)
Harga jual = Rp38.000 + 4000
Harga jual = Rp42.000
Ingatlah bahwa rumus dan perhitungan biaya produksi dan harga jual di atas hanyalah contoh. Maka dari itu, cara menghitung biaya produksi pada tiap perusahaan bisa berbeda tergantung kompleksitas bisnis dan industri yang digeluti.