Setiap bisnis tentunya tidak terlepas dari kemungkinan adanya krisis. Jika sampai benar-benar terjadi, hal ini harus ditanggapi dengan strategi manajemen krisis yang efektif. Manajemen krisis sendiri merupakan proses untuk mempersiapkan dan mengelola krisis yang muncul secara tiba-tiba dan berpotensi mengganggu jalannya bisnis. Dengan manajemen krisis yang baik, skenario terburuk bisa saja dihindari.
Proses Manajemen Krisis
Manajemen krisis tidak berdiri sendiri dan dapat dirancang cukup dengan satu langkah. Dalam merancang strategi manajemen krisis, ada beberapa fase atau proses yang harus dilalui. Berikut proses dalam manajemen krisis.
- Pra-Krisis
Jika memungkinkan, setiap pelaku bisnis tentu tidak ingin menghadapi krisis. Semua dirasa semakin sulit saat krisis sudah terlanjur terjadi. Meski demikian, risiko krisis bisa diminimalisir dengan upaya pencegahan. Fase pra-krisis ini menitikberatkan pada hal tersebut, termasuk membuat rencana manajemen krisis hingga memilih dan melatih anggota tim manajemen krisis.
- Respon Krisis
Fase respon krisis merupakan fase di mana semua anggota tim manajemen krisis mulai mengambil tindakan untuk menangani krisis yang sedang terjadi. Dalam fase ini, peran tim humas juga tidak kalah penting. Melalui tim humas inilah tim manajemen krisis menyampaikan pesan ke pihak-pihak ataupun instansi terkait.
- Pasca-Krisis
Saat krisis terjadi, ada komitmen yang harus dipenuhi. Perkembangan terkait komitmen tersebut juga harus dikomunikasikan ke pihak-pihak terkait. Meski krisis berhasil dilalui, bukan berarti kejadian serupa tidak akan terjadi lagi. Untuk itu diperlukan langkah pencegahan dan persiapan yang lebih baik jika terjadi krisis di masa yang akan datang.
Tips Manajemen Krisis
Agar krisis bisa diatasi dengan baik, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Berikut tips manajemen krisis yang bisa Anda terapkan.
- Pahami Potensi Krisis
Sebelum krisis benar-benar terjadi, identifikasi jenis krisis seperti apa saja yang bisa terjadi. Beberapa contoh krisis yang mungkin terjadi dalam bisnis diantaranya adalah krisis keuangan, krisis personil, krisis organisasi, krisis teknologi dan krisis alam. Ingat, selama ada kemungkinan sebuah krisis bisa terjadi, risiko tidak nol sama sekali.
- Tentukan Dampak Krisis
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari setiap jenis krisis? Apakah itu berupa kerugian dalam penjualan, ketidakpuasan pelanggan atau loyalitas pelanggan menurun? Setiap ancaman perlu diukur. Dengan demikian, Anda bisa menentukan langkah yang paling tepat untuk menyelesaikan krisis tersebut.
- Tentukan Tindakan yang Akan Diambil
Tindakan apa saja yang perlu diambil saat terjadi krisis? Hal-hal seperti ini juga perlu dirumuskan. Untuk membantu merumuskan tindakan yang akan diambil nanti, Anda bisa menggunakan beberapa metode manajemen krisis, seperti metode manajemen krisis responsif, manajemen krisis proaktif dan manajemen krisis pemulihan.
- Putuskan Siapa yang Akan Dilibatkan
Anda bisa melibatkan beberapa orang lintas divisi, baik itu divisi SDM, IT atau humas untuk membantu mengatasi krisis. Dalam hal ini, pilihlah orang yang memang kompeten. Jika memang diperlukan, Anda juga bisa melibatkan konsultan atau pengacara.
- Mengembangkan Rencana Resolusi
Setiap jenis krisis membutuhkan penanganan yang berbeda. Untuk itu, Anda perlu mengembangkan rencana resolusi untuk setiap jenis krisis. Dalam membuat rencana resolusi, pertimbangkan kondisi spesifik yang dimiliki.
Krisis mungkin tidak selamanya bisa dihindari. Meski demikian, krisis masih bisa dikelola dengan strategi manajemen krisis yang tepat. Manajemen krisis dapat membantu startup menghindari skenario terburuk yang mungkin bisa terjadi. Selain itu jika krisis memang benar-benar terjadi, startup sudah memiliki acuan terkait apa yang sebaiknya dilakukan.