Pentingnya Mengukur Market Size Bagi Sebuah Startup

market size

Market size menjadi salah satu pertimbangan dan hal yang sering ditanyakan oleh para investor, karena market size sangat membantu mereka untuk meninjau ulang apakah investasi yang ditanamkan berhasil atau tidak dalam beberapa tahun terakhir.

Jika hasil dari market size menunjukkan nilai yang kurang baik, startup dapat menunda peluncuran layanan atau produk yang berpotensi menghabiskan banyak dana. Market size sendiri biasanya dilakukan setiap akhir tahun supaya startup bisa menentukan proyeksi pasar dan bisnis berikutnya. Para ahli sependapat bahwa market size ini sangatlah bermanfaat terlebih untuk startup-startup yang ingin membuat layanan atau produk baru.

Selain itu, market size bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi pemasaran. Lalu bagaimana mengetahui market size startup Anda? Setidaknya ada dua cara dalam mengukur market size yakni top-down market sizing dan bottom-up market sizing.

Top-down Market Sizing

Secara garis besar, top-down market sizing adalah metode pengukuran secara universal. Pengukuran jenis ini dimulai dengan lingkup yang lebih besar, lalu mengecil berdasarkan target pasar atau konsumen yang mau dituju.

Sebagai contoh, metode top-down market sizing dilakukan secara berjenjang mulai dari angka pangsa pasar umum yang didapat, lalu dikurang dengan jumlah persentase konsumen, dan dikurangi lagi dengan persentase konsumen yang misalnya memakai internet. Dari situ bisa dilihat jumlah pengurangannya, dan itu disebut market size-nya.

Akan tetapi, metode ini sering kali dianggap sebagai cara yang berisiko sekaligus terlalu optimistis. Mengapa demikian? Pasalnya, metode top-down memaksa startup untuk menentukan pasar yang sesuai dengan layanan atau produk yang mereka miliki.

Setelah metode top-down ini dilakukan, biasanya tim business analyst dan tim business intelligence bakal menghitung perkiraan pendapatan yang kemungkinan akan didapat di pasar tersebut.

Walaupun terkadang metode top-down dianggap tidak realistis dan cenderung sekadar intuisi, sebuah startup dapat mengurangi risiko kerugian secara cukup signifikan karena top-down bisa memperlihatkan kekurangan serta kelebihan pasar yang mereka tuju.

Bottom-up Market Sizing

Selain top-down, Anda juga dapat menerapkan metode bottom-up untuk mengukur market size. Akan tetapi, biasanya metode bottom-up ini bisa memakan waktu yang lama karena harus membuat market research terlebih dulu secara mendalam, dan tidak boleh hanya mengandalkan intuisi yang sedang ramai di pasaran.

Meskipun akan memakan waktu yang cukup lama, metode bottom-up bisa menjamin hasil atau penilaian yang cukup realistis akan potensi kerugian dan keuntungan bisnis. Cara ini sangat lazim dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Metode bottom-up menghitung ukuran pasar yang dimulai dari konsumen secara spesifik. Proses dari metode bottom-up dilakukan apabila sebuah startup memiliki kendala sumber daya guna menjangkau konsumen di pasaran. Dengan metode bottom-up, startup dapat meraih ukuran pasar sekaligus potensi pertumbuhannya. Semakin besar market size dari startup Anda, semakin layak juga startup Anda tersebut untuk terus dijalankan atau dikembangkan. Tujuan dari dilakukannya market size ini adalah guna memprediksi jumlah konsumen potensial dan penghasilan yang nantinya bakal didapat. Anda harus memperhatikan market size, sebab hal ini menjadi salah satu elemen penting mau tidaknya investor menanamkan modal kepada startup Anda.

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: