Memahami 6 Tahap Pendanaan Startup

Memahami 6 Tahap Pendanaan Startup

Semua bisnis membutuhkan modal, begitu juga dengan bisnis startup. Semakin besar modalnya, semakin banyak juga yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sebuah startup. Itulah kenapa untuk membuat startup terus berkembang dibutuhkan modal yang turut membesar seiring dengan pertumbuhan startup tersebut.

Di sinilah pentingnya seorang founder memahami pentingnya pendanaan startup. Ada beberapa tahapan pendanaan startup. Setiap tahapan memiliki karakter uniknya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, berikut jenis pendanaan startup.

Pre-Seed

Tahap pre-seed merupakan tahapan pendanaan startup paling awal. Sumber dananya biasanya berasal dari tabungan pribadi atau orang-orang dekat sang founder. Teman dan keluarga adalah sumber utama pendanaan pre-seed. Namun di samping itu, business angel dan accelerator juga termasuk di dalamnya. Karena masih dalam tahap pre-seed, besaran modalnya juga masih kecil. Angkanya masih di bawah US$ 0,25 juta.

Seed

Jika sebuah startup sudah siap untuk tumbuh lebih besar lagi, pada saat itulah seorang founder perlu memikirkan cara mendapatkan pendanaan untuk startup demi mendapatkan modal yang lebih besar. Seed funding adalah tahapan setelah pre-seed dengan besar pendanaan rata-rata mencapai US$ 1,7 juta.

Seed funding biasanya digunakan oleh sang founder startup untuk mengembangkan produk atau menambah karyawan. Hal ini dilakukan setelah mengetahui potensi growth dari startup yang didirikan.

Series A

Saat startup mengalami pertumbuhan revenue yang signifikan, pada saat itulah pendanaan series A dimulai. Tujuan dari pendanaan ini adalah untuk menjaga agar pertumbuhan revenue terus berlanjut. Karena itu, marketing dan sales menjadi fokus pengembangan berikutnya agar berkembang dari single channel menjadi multi channel. Pendanaan series A rata-rata berada di angka US$ 10,5 juta.

Series B

Rata-rata pendanaan di series B ini berada di angka US$ 24,9 juta. Tujuan dari pendanaan ini adalah untuk mengembangkan produk dan layanan agar dapat bekerja dengan baik saat di-scale up. Karena itulah, di tahap ini startup harus benar-benar sudah paham bagaimana cara melakukan scale up.

Tujuan dari pengembangan produk ini adalah untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda dari sebelumnya. Karena itu, tidak mengherankan jika sumber pemasukan startup sudah mulai mengalami diversifikasi atau mulai ada pertimbangan untuk membeli bisnis kecil yang sejalan dengan visi perusahaan.

Series C

Besarnya pendanaan series C yang secara rata-rata mencapai US$ 50 juta menunjukkan bahwa startup yang mendapatkannya telah membuktikan kapasitasnya untuk tumbuh menjadi lebih besar lagi. Biasanya, startup yang sampai di tahap ini telah menunjukkan pertumbuhan ekspansi yang luar biasa, bahkan berpotensi untuk bermain di pasar internasional. Karena dana yang berputar dalam perusahaan, startup juga sudah mulai melibatkan institusi finansial untuk berinvestasi.

Initial Public Offering (IPO)

Initial Public Offering atau IPO merupakan tahap pendanaan puncak yang selalu diimpikan oleh setiap founder startup. Di tahap ini, startup sudah siap go public, menjadi perusahaan publik dan memperjual belikan sahamnya di pasar saham. Karena itulah, siapa saja bisa membeli saham startup tersebut. Sedikitnya butuh waktu 5-10 tahun bagi sebuah startup untuk mencapai titik ini.

Semakin tinggi tahapan yang berhasil dicapai oleh sebuah startup, semakin besar dana yang berhasil dikumpulkan. Kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan juga turut membesar. Namun untuk mencapai itu semua, butuh usaha dan waktu yang tidak sedikit. Karena itu, seorang founder startup harus memiliki mimpi besar, visi yang jelas, skill set yang memadai dan mengelilingi dirinya dengan tim yang dapat diandalkan. Sudah sampai di tahap yang mana startup Anda?

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: