Wireframe, mockup, dan prototipe adalah istilah umum yang digunakan oleh tim produk dari sebuah perusahaan. Masing-masing tersebut digunakan untuk mengilustrasikan konsep, mengumpulkan feedback, dan mendapatkan kesepakatan bersama sehingga tim dapat merancang dengan tepat apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Meskipun wireframe, mockup, dan prototipe mungkin tampak serupa, masing-masing dari hal tersebut memiliki peran yang berbeda dalam siklus product development. Istilah wireframe, mockup, dan prototipe pun sering digunakan secara bergantian, sehingga terkadang bisa menimbulkan kebingungan tentang kapan dan bagaimana Anda harus memanfaatkan hal tersebut dalam suatu product development.
Apa Perbedaan Wireframe, Mockup, dan Prototipe?
Secara umum, Anda dapat menyimpulkan perbedaan dari ketiga hal tersebut sebagai berikut:
- Wireframes adalah rendering dasar, hitam dan putih yang berfokus pada apa yang akan dilakukan produk atau fitur baru.
- Mockup adalah rendering statis namun realistis tentang seperti apa tampilan produk atau fitur dan bagaimana produk atau fitur itu akan digunakan nantinya.
- Prototipe adalah representasi kesetiaan tinggi yang menunjukkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk atau fitur baru.
Salah satu cara untuk memahami dengan cepat perbedaan antara wireframe, mockup, dan prototipe adalah dengan membandingkannya secara visual. Wireframe sangat low-fidelity yakni hanya sebatas kotak dan teks sederhana untuk menyampaikan sebuah konsep. Mockup sudah ditambahkan logo, warna, dan ikon agar lebih realistis. Dan akhirnya, prototipe itu sudah bisa digunakan dan diklik.
Definisi Wireframe
Wireframes adalah dasar dari sebuah desain yang nantinya akan dibuat. Wireframe seperti penggambaran dalam hitam dan putih yang terdiri dari kotak abu-abu dan teks untuk mewakili seperti apa produk itu nantinya.
Wireframe sifatnya low-fidelity dan sering digunakan dalam sesi brainstorming. Pembuatannya dapat dilakukan menggunakan kertas dan pensil, papan tulis, atau tool product management lainnya. Wireframe tidak perlu dilakukan langsung oleh UX Designer, melainkan product manager bisa melakukannya untuk menuangkan ide.
Definisi Mockup
Mockup merupakan tingkat lanjutan dari sebuah wireframe dengan menambahkan pilihan desain seperti skema warna, font, ikon, dan elemen navigasi. Biasanya UX Designer akan membuat lebih dari satu mockup untuk memberikan pilihan kepada product manager sebagai pengambil keputusan.
Dalam sebuah mockup, konten sebenarnya dalam desain akan disertakan. Dibutuhkan upaya lebih untuk membuat mockup, serta keterampilan UX Designer juga sangat diperlukan. Seorang UX Designer akan menggunakan software khusus untuk membuat sebuah mockup. Ketika mockup dipresentasikan kepada para stakeholder, akan terjadi apa yang biasa disebut sebagai design critique.
Definisi Prototype
Prototype dibuat ketika dalam sebuah product cycle membutuhkan usability testing atau sesi user feedback. Prototipe akan terlihat sangat mirip dengan mockup, tetapi elemen interaksi akan ditambahkan dengan menggunakan software seperti InVision dan Sketch. Dengan demikian, prototipe tidak akan berfungsi penuh, tetapi elemen-elemennya akan cukup interaktif untuk nantinya divalidasi.
Setelah dibuat, prototype ini merupakan alat yang sangat berharga dalam usability testing. Kemampuan untuk melihat bagaimana pengguna sebenarnya berinteraksi dengan produk atau fitur memberikan wawasan berharga untuk seluruh tim produk. Setelah sesi usability testing selesai dan feedback dikumpulkan, prototype pindah ke tim development untuk dieksekusi menjadi sebuah aplikasi atau fitur yang sebenarnya.
Wireframe, mockup, dan prototipe bisa memastikan upaya Anda dalam mengembangkan produk menjadi optimal. Ketiganya bisa membantu dalam memastikan bahwa pengembangan produk bisnis Anda dapat berjalan secara optimal.
Selain itu, ketiga proses tersebut juga akan membantu produk Anda bisa benar-benar sesuai dengan kebutuhan dari user atau pengguna, baik dari sisi fungsionalitasnya maupun kenyamanan. Untuk itu, sangat penting untuk dipastikan bahwa di setiap proses itu, pengembangan produk harus berorientasi pada user.