Mengenali Customer Pain Points untuk Menjaga Konsumen Anda

pain point

Produk Anda mungkin sudah cukup bagus dan terbukti memiliki pasar potensial. Namun apakah pelanggan sudah dimudahkan dengan prosedur pemesanan atau pembayarannya? Memahami hal-hal seperti ini akan sangat membantu dalam memasarkan produk dan membangun loyalitas pelanggan. Di sinilah pentingnya memahami pain point dalam mengembangkan sebuah bisnis, termasuk dalam bisnis startup.

Apa Itu Pain Point?

Apa masalah yang pelanggan atau konsumen Anda hadapi? Inilah inti dari customer pain points. Dalam membangun bisnis startup, khususnya dalam marketing, mengidentifikasi masalah atau pain point yang dihadapi oleh pelanggan adalah salah satu kunci untuk menarik loyalitas pelanggan.

Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang paling tepat tidak hanya dibutuhkan saat mengembangkan produk. Dengan memahami customer pain points, Anda juga akan lebih mudah dalam menentukan strategi marketing dan branding yang paling efektif.

Apa Saja yang Termasuk dalam Customer Pain Point?

Masalah atau pain point yang dialami pelanggan saat menggunakan suatu produk bisa cukup beragam. Namun secara umum, customer pain point dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut pain point yang kerap dialami oleh pelanggan.

●      Support

Saat pelanggan membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan suatu proses namun tidak mendapatkannya, di saat itulah Anda memiliki masalah dengan support pain point. Salah satu contoh support pain point bisa dijumpai dalam proses pembayaran.

Setelah checkout, mungkin ada beberapa pelanggan yang bingung dengan prosedur pembayarannya. Jika tidak ada support untuk membantu mengatasi masalah tersebut, pelanggan bisa saja membiarkan tagihannya tanpa menyelesaikan transaksi.

●      Process

Kesulitan dalam mengakses aplikasi atau proses yang terlalu berbelit-belit, hal-hal seperti ini bisa dikategorikan sebagai process pain point. Masalah seperti ini memang bisa sangat subjektif. Karena itu, identifikasi process pain point membutuhkan interaksi dengan pelanggan.

●      Finansial

Pelanggan menginginkan value to price yang menarik. Mereka tidak ingin menghabiskan terlalu banyak uang untuk mendapatkan produk yang Anda tawarkan. Masalah-masalah seperti ini dan masalah lain yang berhubungan dengan uang bisa dikategorikan sebagai financial pain point.

●      Produktivitas

Pada dasarnya tujuan orang membeli suatu produk atau jasa adalah karena mereka menginginkan efisiensi, baik waktu maupun tenaga. Jika produk Anda dinilai terlalu membuang banyak waktu, bisa dibilang Anda memiliki masalah serius dengan produktivitas.

Cara Mengidentifikasi Customer Pain Point

Untuk mengetahui customer pain point, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut beberapa cara yang bisa Anda aplikasikan.

●      Survei

Lakukan survei kepada pelanggan Anda tentang masalah yang mereka alami saat menggunakan produk atau layanan yang Anda tawarkan. Pertanyaan dalam survei sebaiknya dibuat to-do-point. Dengan demikian, pelanggan tidak akan merasa waktunya banyak terbuang.

●      Live Chat

Identifikasi customer pain point juga bisa dilakukan dengan cara menanyakannya secara langsung kepada pelanggan melalui live chat. Cara ini dinilai lebih intim dan cepat direspons.

●      Review

Saat ini setiap orang bisa membuat review tentang produk atau layanan yang mereka gunakan. Bagi pelaku bisnis startup, review bisa menjadi masukan tentang apa saja yang masih perlu diperbaiki. Dari sini Anda bisa mengetahui customer pain point dan mengetahui apa yang diinginkan pelanggan sebenarnya.

●      Wawancara

Cara yang satu ini memang tidak bisa diterapkan pada semua pelanggan. Meski demikian, wawancara bisa menjadi cara terbaik untuk menggali customer pain point secara lebih mendalam.

●      Media Sosial

Dunia maya, khususnya media sosial bisa menjadi sumber informasi yang luar biasa kaya. Dari sini, Anda bisa mengetahui apa yang sedang dibahas oleh netizen, termasuk apa pendapat mereka tentang produk atau brand Anda. Bisnis pada dasarnya adalah tentang memberikan solusi kepada mereka yang membutuhkan. Namun agar mendapatkan pelanggan yang loyal, pelaku bisnis startup juga harus memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan benar-benar memberikan kemudahan, mulai dari pemesanan bahkan hingga after sales service.

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: