Berhasil membuat sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saja tidak selalu berujung pada kesuksesan. Tidak semua produk bisa diterima masyarakat dan mendapat respons positif. Dalam hal ini, iteration process bisa membantu dalam menghasilkan sebuah produk yang benar-benar teruji. Dengan pengujian dan pengembangan secara berkelanjutan, produk akan menemukan bentuk terbaiknya hingga akhirnya diterima oleh pasar.
Apa Itu Iterasi dalam Sebuah Produk?
Iteration process merupakan proses pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada kecepatan sehingga implementasi fitur dapat segera dilakukan tanpa harus menghabiskan waktu lama atau menunggu hingga produk benar-benar sempurna.
Dalam iteration process, pengembangan produk dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Saat muncul ide untuk menambahkan fitur baru, ide tersebut segera dieksekusi dan dirilis untuk mendapatkan feedback dari pengguna.
Feedback pengguna ini nantinya digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan produk agar menjadi lebih baik. Proses tersebut terus berputar. Produk akan terus dikembangkan seiring dengan kebutuhan pengguna yang terus berevolusi.
Apa Bedanya Iterasi dengan Metode Pengembangan Produk Tradisional?
Dalam metode tradisional pengembangan produk dilakukan dengan metode waterfall. Pengembangan produk dimulai dari perencanaan, analisis, desain, pengembangan, uji coba dan peluncuran.
Metode waterfall ini sifatnya statis. Jika dalam proses pengembangan ternyata ditemukan ada analisis yang kurang lengkap, tidak ada jalan untuk langsung kembali ke proses analisis. Tim pengembang harus menyelesaikan seluruh proses pengembangan hingga ke peluncuran baru bisa kembali lagi ke proses awal.
Padahal, proses pengembangan produk ini terbilang banyak. Hal seperti ini tidak perlu terjadi jika proses pengembangan produk dilakukan dengan menggunakan metode iterasi. Metode iterasi tidak langsung mengejar produk sempurna. Produk dikembangkan mulai dari bentuk yang paling sederhana. Karena dimulai dari produk yang sederhana, proses perencanaan hingga peluncuran jadi lebih mudah dan lebih cepat.
Jika setelah diluncurkan ditemukan ada beberapa masalah, masalah tersebut akan diperbaiki dalam proses iterasi berikutnya. Proses ini terus berlangsung hingga produk yang dikembangkan menemukan bentuk sempurnanya. Karena kelincahannya inilah, metode iterasi banyak diadopsi oleh startup.
Manfaat Proses Iterasi
Proses iterasi dapat digunakan untuk mengembangkan produk dengan cepat dan lincah. Proses pengembangan yang lincah membuat tim pengembang mampu mengembangkan dan merilis produk secepat mungkin dengan risiko yang lebih rendah. Biaya pengembangan produk dengan proses iterasi juga lebih rendah.
Di samping itu, proses iterasi juga sangat cocok diadopsi pada tim kecil dan bisa menjadi contoh sempurna bahwa pengembangan produk harus dilakukan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pengguna yang juga terus berubah.
Dalam pengembangan sebuah produk, biasanya terdapat beberapa iterasi, seperti iterasi 1, iterasi 2, iterasi 3 dan seterusnya. Di dalam setiap iterasi, terdapat siklus perputaran yang sama. Siklus ini dimulai dari design, development dan berakhir pada tahap testing.
Hasil dari iterasi 1 biasanya berupa produk yang masih sederhana dan hanya berisi hal-hal paling fundamental dari sebuah produk. Produk ini pada dasarnya sudah bisa digunakan. Hanya saja, masih ada banyak kekurangan atau bug yang ditemukan. Pada iterasi 2, kekurangan yang ditemukan akan diperbaiki. Begitu juga dengan iterasi 3, iterasi 4 dan iterasi berikutnya.
Dalam setiap iterasi, produk akan semakin disempurnakan. Pengembangan produk dengan metode iterasi bisa diibaratkan seperti mengayuh sepeda. Satu kayuhan adalah satu iterasi. Agar tidak jatuh dan terus bergerak maju, Anda tidak boleh berhenti mengayuh.