Product Culture pada Startup: Pentingnya Product Development dan Tahapannya

Product Culture pada Startup

Product development merupakan salah satu tahapan penting dalam pengembangan produk dari sebuah konsep atau ide hingga menjadi sebuah produk yang siap dirilis ke pengguna, termasuk pemasarannya.

Untuk itu, penting bagi para founder startup untuk memahami pelaksanaan dan tahapan prosesnya, karena banyak startup yang masih berorientasi pada project-based bukan product-based, yang tentunya akan menghambat pengembangan produk. Untuk itu, agar produk benar-benar bisa diterima dan menjadi solusi bagi konsumen, mindset product-culture sangat penting untuk dibangun dalam sebuah startup.

Pengertian dan Pentingnya Product Development bagi Sebuah Startup

Product development merupakan sebuah proses membawa sebuah produk, mulai dari ide hingga dirilis ke pasar. Meski demikian, product development tidak hanya terbatas pada produk baru saja.

Memperbarui produk lama menjadi produk baru atau membawa produk lama ke pasar yang baru juga termasuk di dalamnya. Dalam product development, pengembangan dilakukan dengan pendekatan yang terorganisir. Pengembangan produk dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan pasar, membuat konsep produk, membangun roadmap produk, meluncurkan produk, dan mengumpulkan feedback.

Proses pengembangan produk memungkinkan startup untuk mendapatkan produk yang inovatif. Dengan produk yang inovatif dan direspons positif oleh pengguna, startup bisa meraih kesuksesan.

Tahapan Product Development

Ada beberapa tahapan dalam product development. Untuk lebih jelasnya, berikut tahapan-tahapan tersebut.

  • Idea

Pengembangan produk atau product development dimulai dari ide. Untuk menemukan ide yang bagus, tidak ada salahnya untuk bertanya kepada seluruh anggota tim. Semakin banyak ide yang didapat, pintu kesempatan akan terbuka lebih lebar. Setelah semua ide dikumpulkan, ide-ide tersebut kemudian disaring untuk mendapatkan ide yang paling bagus.

  • Research

Ide yang bagus tidak bisa langsung dieksekusi begitu saja. Riset masih harus dilakukan. Minimal, riset dilakukan untuk mengetahui apakah ide tersebut layak untuk dieksekusi. Selama proses riset, startup juga bisa mengetahui seberapa besar potensi dari ide tersebut.

  • Planning

Bagaimana ide dieksekusi, hal tersebut tentu membutuhkan perencanaan. Di tahap ini, startup perlu merumuskan rencana eksekusi secara lebih terperinci. Meski demikian, planning yang terlalu detail juga tidak direkomendasikan. Hal tersebut nantinya justru bisa menghambat pengembangan produk.

  • Prototyping

Fokus dari prototyping adalah fitur inti dan kecepatan pengujian. Setelah prototipe dibuat, prototipe dirilis secara terbatas untuk mendapatkan feedback dari pengguna.

  • Sourcing

Pada tahap ini, startup perlu mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Selain bahan atau material, startup juga perlu mengamankan partner potensial.

  • Costing

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk? Hal tersebut juga perlu dihitung. Berdasarkan biaya produksi inilah, harga retail dapat ditentukan.

  • Commercialization

Ini adalah tahap di mana produk sudah jadi dan siap diluncurkan ke pasar. Pada tahap ini, startup juga perlu mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan komersialisasi, seperti promosi dan distribusi.

Tips Membangun Tim Produk

Kesuksesan pengembangan produk sangat ditentukan oleh kemampuan tim yang mengerjakan. Karena itu, penting bagi startup untuk membangun tim yang tidak hanya memiliki kemampuan namun juga dapat bekerjasama.

  1. Visi Produk yang Kuat

Idealnya, setiap anggota tim memiliki visi produk yang kuat. Kesamaan visi inilah yang akan menyatukan setiap anggota dan menjadi pondasi dalam mengembangkan produk.

  1. Struktur Tim Jelas

Kejelasan struktur tim membantu dalam memudahkan kerja sama antar anggotanya. Setidaknya, posisi vital seperti product manager, project manager, desainer, developer dan QA engineer harus ada.

  1. Orang-Orang Terpilih dengan Skill yang Tepat

Untuk mengisi posisi yang ada, dibutuhkan orang-orang dengan skill yang tepat. Selain bagus dalam hard skill, orang-orang tersebut juga harus memiliki soft skill yang sesuai kriteria.

  1. 2 Pizza Rule

Satu tim sebaiknya jangan terlalu banyak. Inilah inti dari 2 pizza rule yang dicanangkan oleh Jeff Bezos, founder dari Amazon. Aturan 2 pizza rule sangat sederhana, yaitu sebuah tim internal haruslah cukup dengan diberi 2 kotak pizza. Dalam arti, jumlah personal dalam sebuah tim haruslah diatur dalam jumlah yang pas, tidak terlalu banyak, sehingga produktivitas kerja juga jadi lebih efektif.

Tim yang memiliki product culture yang bagus akan sangat membantu dalam pengembangan produk. Dengan product culture yang bagus ini jugalah, setiap anggota tim tahu apa yang perlu dilakukan, sehingga proses product development bisa dilakukan dengan lebih efektif.

Bagaimana dengan startup Anda? Apakah tim dalam startup sudah memiliki product culture dan product development yang efektif dalam menghasilkan produk yang benar-benar bisa menjadi solusi dan memiliki nilai bagi masyarakat?

Buat Anda para founder startup potensial yang sedang membangun produk dan startup, Anda bisa mendapatkan kesempatan dalam mengembangkan produk dan skala bisnis melalui brainstorming dan mentoring secara langsung dari para founder dan pelaku startup terkemuka di Indonesia, serta para ahli di bidangnya melalui Startup Studio Indonesia (SSI) yang merupakan program pemberdayaan startup early-stage dari Kemenkominfo.

Pendaftaran Batch 3 SSI sudah dibuka mulai 15 Juli  – 15 Agustus 2021. Temukan informasi lengkap tentang SSI, termasuk tentang pendaftaran dan berbagai kriterianya, dengan mengunjungi website Startup Studio Indonesia.

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: