Setelah memiliki produk, startup juga harus memikirkan dengan matang tentang revenue model. Pasalnya, revenue model merupakan modal penting untuk memastikan apakah rencana bisnis yang dibuat bisa menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Selain itu, hal tersebut juga menjadi salah satu pertimbangan buat para investor yang hendak berinvestasi pada bisnis startup Anda.
Apa Itu Revenue Model?
Agar bisnis tetap berjalan, startup harus memikirkan bagaimana cara memperoleh keuntungan. Apa model pendapatan yang akan digunakan? Apakah dengan penjualan langsung, biaya berlangganan atau donasi? Inilah yang disebut dengan revenue model.
Secara pengertian, revenue model dapat diartikan sebagai konsep bagaimana sebuah bisnis bisa menghasilkan uang. Revenue model ini bisa terdiri dari beberapa aliran pendapatan. Untuk merancang revenue model, startup nantinya perlu memahami nilai produknya dan siapa yang mau membayar untuk menggunakannya.
Komponen Revenue Model
Meski berbeda, revenue model memiliki hubungan yang sangat erat dengan business model. Hanya saja, revenue model lebih menekankan pada aspek finansial bisnis. Ada dua komponen yang menyusun revenue model. Keduanya adalah revenue streams dan cost structure.
- Revenue Streams
Revenue streams ini meliputi semua aliran yang membawa aliran uang ke bisnis. Baik secara langsung ataupun tidak langsung, semua hal yang bisa membawa arus pemasukan bisa disebut sebagai revenue streams.
- Cost Structure
Berlawanan dengan revenue streams, cost structure adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk operasional bisnisnya. Biaya-biaya tersebut termasuk pengeluaran tetap maupun tidak tetap.
Jenis Revenue Model
Ada banyak jenis revenue model. Sebut saja seperti markup, lisensi, hingga sewa. Untuk lebih jelasnya, berikut jenis revenue model yang lazim digunakan.
- Markup
Beli di harga tertentu dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Perusahaan yang menggunakan jenis revenue ini mengambil keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual. Biasanya, selisih harga beli ditentukan setelah memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan.
- Lisensi
Bisnis waralaba merupakan salah satu jenis revenue model lisensi. Dengan membayar sejumlah orang, siapapun bisa menggunakan merek dagang yang sudah mapan untuk menghasilkan keuntungan.
Lisensi juga lazim dijumpai pada bisnis teknologi, khususnya bisnis yang menjual software. Dengan membayar lisensi, orang bisa menggunakan software tersebut secara penuh.
- Sewa
Model revenue ini biasa digunakan oleh bisnis-bisnis persewaan. Perusahaan nantinya akan mendapatkan pemasukan dari produk atau layanan yang mereka sewakan selama jangka waktu tertentu.
- Penjualan Langsung
Dalam revenue model penjualan langsung, produsen langsung menjual barangnya kepada konsumen. Tidak ada perantara distributor di sini. Karena itu, perusahaan memiliki kontrol lebih terbaik siklus hidup suatu produk.
- Donasi
Biasanya, revenue model donasi ini digunakan oleh organisasi non-profit. Keuntungan diperoleh dari donasi sukarela yang diberikan oleh pengguna. Meski bersifat sukarela, standar donasi biasanya sudah ditentukan.
Bagaimana Cara Memilih Revenue Model untuk Bisnis
Setiap perusahaan bebas memilih revenue model untuk bisnisnya. Namun, agar lebih optimal dan bisa memberi keuntungan buat bisnis secara maksimal, ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan untuk membuat revenue model yang tepat.
- Riset Pasar
Siapa pelanggan potensial Anda? Tergantung dari produk, layanan dan pelanggan potensial, revenue model yang cocok mungkin akan berbeda. Di sinilah pentingnya riset pasar untuk memilih revenue model.
- Analisa Data Penjualan
Dari mana sumber utama pendapatan bisnis Anda? Lakukan analisa untuk menemukan revenue model yang paling potensial.
- Tinjau Informasi Penjualan Secara Rutin
Informasi penjualan harus ditinjau secara rutin. Jika diperlukan, jangan ragu untuk melakukan pembaruan strategi.
Sebuah startup bisa saja memiliki lebih dari satu revenue model. Dengan memiliki lebih dari satu revenue model, potensi pendapatan startup akan semakin besar. Namun tentu saja, hal tersebut harus disesuaikan dengan produk atau solusi yang ditawarkan.