Startup bisa dibilang perusahaan yang baru saja memulai pengembangan produk atau layanan. Tujuan utama dari sebuah startup adalah mengembangkan model bisnis untuk menjawab permasalahan yang ada di pasar. Karena bergerak di pasar yang dinamis, serba cepat, dan kompetitif, startup harus bisa mengembangkan produknya dengan cepat.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, startup sering memiliki beberapa teknik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu caranya adalah dengan scrum. Walaupun sejatinya scrum sudah digunakan selama bertahun-tahun, ada kalangan yang belum begitu paham bagaimana cara kerja dan kegunaannya. Lalu apa itu scrum?
Pengertian Scrum
Agile Manifesto yang memunculkan model agile ini diterbitkan pada 2001. Ini adalah sebuah cara yang didasarkan pada pengambilan keputusan dalam tim pengembangan software. Walaupun tadinya dipraktikkan untuk pengembangan software, manifesto ini bisa diterapkan untuk semua area. Scrum adalah metodologi manajemen proyek agile yang sudah paten dan dipraktekkan secara luas. Hal ini memungkinkan tim untuk bekerja pada nilai-nilai yang sudah disepakati.
Siapa Saja Anggota Tim Scrum?
Tim scrum bertugas untuk mengembangkan dan merilis produk. Tidak ada pemimpin tim secara keseluruhan yang memutuskan anggota mana yang akan melakukan tugas tertentu, atau bagaimana suatu masalah akan diselesaikan.
Masalah yang ada bisa diselesaikan oleh tim secara keseluruhan. Tim scrum idealnya terdiri dari 5-9 individu yang kolaboratif. Setiap individu dalam tim bisa memiliki peran-peran seperti berikut ini:
1. Owner
Product owner adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang pengguna atau konsumen. Dia memahami visi pengguna dan apa yang ingin dicapai dengan produk tersebut. Product owner memastikan tim berada di jalur yang benar dengan mengelola dan memprioritaskan item dalam product backlog.
2. Scrum Master
Scrum master adalah fasilitator yang membantu scrum practitioner mencapai kinerja yang maksimal. Dia memastikan bahwa proses yang ada diikuti dengan baik, bisa menyelesaikan masalah dan hambatan, serta membantu tim terus bergerak sehingga dapat menjalankan setiap proyek.
3. Development Team
Ini adalah inti dari tim scrum. Development team memiliki otoritas untuk memutuskan bagaimana suatu tugas diselesaikan, tools apa yang digunakan, teknik apa yang harus dipakai, dan berapa biaya yang mesti dikeluarkan.
Scrum Artifacts
Artefak pada dasarnya adalah tools yang digunakan oleh scrum practitioner untuk membuat produk yang baik. Selain itu juga untuk meningkatkan visibilitas dan efektivitas komunikasi.
1. Product Backlog
Ini adalah daftar lengkap dari fungsionalitas yang harus ditambahkan pada produk. Product owner memprioritaskan product backlog sehingga tim selalu mengerjakan fitur-fitur berprioritas tinggi terlebih dulu.
2. Sprint Backlog
Hampir mirip dengan product backlog, hanya saja sprint backlog berisi tugas-tugas yang perlu dilakukan tim untuk mengerjakan fitur selama sprint.
3. Burn Chart
Ini membantu tim memahami hubungan antara waktu dan cakupan tugas. Burn chart menampilkan berapa banyak tugas tersisa yang harus dilakukan. Ketika tim bekerja dengan baik dan efektif, burn chart juga seharusnya menurun.
4. Task Board
Task board adalah sebuah pengingat yang terlihat oleh siapapun di dalam tim, sehingga semua anggota tim tahu tugas mana yang sedang dikerjakan dan oleh siapa.
5. Definition of Done (DoD)
Pengertian dari “done” berarti mengaplikasikannya pada tugas dan user story. Seluruh anggota tim harus memiliki pengertian yang seragam soal “done”.
Scrum adalah metodologi terbaik untuk startup. Karena tidak ada resep paten untuk mencapai sebuah kesuksesan, Anda bisa terus melakukan eksperimen dan inovasi tiada henti. Merilis produk sedini adalah cara terbaik dalam pengembangan produk. Mengekspos pengembangan produk secara dini ke target konsumen dalam bentuk demo, sangatlah membantu untuk mencapai titik product-market fit.