Perusahaan rintisan atau startup berbasis Software as a Service (SaaS) semakin berkembang di Indonesia. Walaupun tantangan masih tetap ada, potensi pertumbuhan startup SaaS dinilai akan sangat baik, khususnya di masa pandemi. Hal tersebut telah dibuktikan sendiri oleh beberapa perusahaan startup di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit startup yang justru tumbuh signifikan di masa pembatasan sosial.
Apa Itu Startup SaaS?
Startup SaaS pada dasarnya adalah startup yang menyediakan software sebagai sebuah layanan atau servis. Hal ini mengacu dari istilah SaaS itu sendiri, yakni software as a service. Namun sebelum membahas tentang startup SaaS, apa itu SaaS?
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, SaaS atau software as a service pada dasarnya adalah software yang dijadikan sebagai layanan. Layanan tersebut bisa diperoleh secara online cukup dengan berbekal komputer atau smartphone. Dalam menyediakan layanannya, startup SaaS memanfaatkan teknologi cloud computing atau komputasi awan.
Karena menggunakan cloud computing, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan infrastruktur, seperti server dan hal-hal lainnya. Layanan software yang disediakan dapat diakses secara online. Salah satu contoh SaaS yang kini semakin sering digunakan adalah software meeting online. Selain itu, software kolaborasi juga bisa dikategorikan sebagai SaaS.
Perkembangan Startup Berbasis SaaS di Indonesia
Sejak beberapa tahun terakhir, startup SaaS di Indonesia cenderung mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Masyarakat semakin teredukasi akan besarnya manfaat teknologi dalam memudahkan segala macam urusan.
Perkembangan startup SaaS bahkan semakin mencuat di masa pandemi. Saat masyarakat dipaksa untuk tetap di rumah, mau tidak mau harus ada yang diubah. Tren WFH (Work from Home) pun membuat masyarakat terdorong untuk menggunakan berbagai software dan aplikasi demi menjaga produktivitasnya.
Fenomena-fenomena semacam ini membuat banyak startup SaaS menuai pertumbuhan pengguna yang cukup signifikan. Bahkan, tidak sedikit startup yang merasakan peningkatan revenue.
Tantangan yang Dihadapi Startup Berbasis SaaS
Pemanfaatan teknologi berbasis SaaS memang terus mengalami pertumbuhan. Namun harus diakui, masih banyak tantangan yang masih harus dihadapi oleh startup berbasis SaaS.
Tantangan terbesar yang dihadapi startup SaaS di Indonesia adalah soal penjualan dan proses onboarding yang masih bersifat high-touch yang masih membutuhkan pendekatan secara personal dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Hal ini menyebabkan startup SaaS masih harus membutuhkan tenaga customer service dan sales person yang banyak.
Berbeda dengan di luar negeri seperti Amerika Serikat yang proses onboarding-nya dilakukan secara online memanfaatkan teknologi tanpa perlu keterlibatan manusia yang banyak dan secara langsung.
Potensi dan Peluang Perkembangan Startup SaaS di Indonesia
Perkembangan infrastruktur di Indonesia yang bergerak ke arah positif semakin menunjang tumbuhnya ekosistem digital di tanah air. Internet kini semakin cepat dan terjangkau. Pemerataan akses internet juga menunjukkan perkembangan yang baik.
Meski belum sepenuhnya menjadi bagian dari gaya hidup, pemanfaatan layanan SaaS menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Semakin banyak orang yang menggunakan layanan berbasis cloud.
Mulai dari meeting hingga berkolaborasi, semua kini bisa dilakukan melalui software dan aplikasi. Selama pandemi, pemanfaatan layanan SaaS juga menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. WFH (Work from Home) akan semakin diminati.
Meski startup SaaS di Indonesia harus berkompetisi dengan produk-produk asing, produk yang dibuat di negeri sendiri umumnya lebih memahami kebutuhan masyarakat Indonesia. Untuk menjadi startup SaaS yang sukses dan mampu bersaing dengan produk-produk asing, penting untuk memahami kekuatan terbesar dari produk yang dikembangkan.
Pelaku startup harus memahami siapa yang sebenarnya membutuhkan produk tersebut. Selain itu, proses pengembangan produk dan bisnis juga harus didasarkan pada data, bukan pada asumsi.