Buyer Persona Bisa Jadi Kiat Bisnis Sukses, Begini Tips Membuatnya

Menentukan buyer persona adalah hal penting untuk membantu Anda menargetkan konsumen paling ideal. Persona yang dimaksud memang tidak nyata, tetapi ini adalah hasil riset mendalam untuk mencari target konsumen yang diinginkan.

Buyer persona membuat Anda untuk selalu memprioritaskan kebutuhan konsumen sekaligus membantu untuk menyusun konten yang spesifik kepada mereka. Maka dari itu, ini adalah suatu alat yang sangat berguna untuk selalu relevan dengan kebutuhan konsumen.

Pengertian Buyer Persona

Buyer persona adalah gambaran rinci tentang seseorang yang mewakili target konsumen Anda. Anda mungkin juga pernah mendengar istilah seperti customer persona, audiens persona, atau marketing persona. Hal-hal tersebut sama saja dengan buyer persona.

Mustahil untuk mengenal setiap konsumen secara individual. Akan tetapi, Anda bisa membuat buyer persona untuk mewakili kelompok konsumen. Dengan demikian, karena kelompok pelanggan yang berbeda dapat membeli produk Anda dengan alasan yang berbeda, Anda mungkin perlu membuat lebih dari satu buyer persona.

Anda akan memberikan karakter untuk buyer persona ini seperti detail demografis, minat, dan perilaku. Anda nantinya akan memahami tujuan, masalah, dan pola pembelian mereka. Anda bahkan dapat memberi mereka wajah menggunakan ilustrasi jika Anda mau karena mungkin penting bagi Anda untuk memberikan karakter.

Pada dasarnya, Anda ingin karakter buyer persona ini seolah-olah adalah orang yang nyata. Ini akan memungkinkan Anda untuk menyusun pesan pemasaran yang ditargetkan khusus untuk mereka.

Dengan memiliki buyer persona, Anda akan bisa menjaga pesan pemasaran yang seragam dan tetap konsisten. Contohnya seperti dari sisi bahasa produk hingga pesan pemasaran lewat media sosial.

Anda perlu mempertimbangkan apakah kampanye pemasaran yang akan datang bisa memenuhi kebutuhan dari buyer persona Anda atau tidak. Jika tidak, Anda bisa mempertimbangkan kembali strategi tersebut karena hasilnya akan sia-sia.

Tips Membuat Buyer Persona

Buyer persona yang Anda buat harus berdasarkan data dan riset mendalam. Berikut tips untuk membuat buyer persona:

1. Lakukan riset mendalam

Inilah saatnya untuk menggali data-data seperti siapa saja konsumen Anda saat ini? Siapa saja followers media sosial Anda? Siapa saja target konsumen dari kompetitor Anda? 

Anda bisa mengumpulkan data dari social media analytic tool atau data internal perusahaan. Unsur-unsur seperti usia, lokasi, bahasa, perilaku, minat, status, menjadi data berharga yang bisa Anda olah.

2. Kenali customer pain points

Anda perlu mencari tahu masalah atau pain points yang berusaha diatasi oleh target konsumen, misalnya apa yang menghalangi mereka mencapai tujuan. Divisi sales dan customer support adalah tim yang tepat untuk Anda ajak diskusi mengenai hal ini.

Selain itu, Anda bisa melakukan riset di internet mulai dari penyebutan merek dari perusahaan Anda, seperti apakah ada sentimen negatif dan positif mengenai produk Anda atau tidak.

3. Identifikasi tujuan pelanggan

Ketika Anda sudah memahami tujuan dan customer pain points, inilah saatnya untuk memikirkan bagaimana Anda dapat membantu mereka. Ini berarti memikirkan lebih dari sekadar fitur dari produk atau layanan Anda.

Fitur adalah apa yang ada di dalam produk. Sementara itu, manfaat adalah bagaimana produk atau layanan tersebut membuat hidup konsumen Anda lebih mudah atau lebih baik.

Pertimbangkan juga hambatan yang akan dialami konsumen Anda, seperti kesulitan apa yang mereka hadapi dengan fitur tersebut.

4. Kategorikan setiap persona

Berdasarkan data yang sudah terkumpul, buyer persona dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:

  • Methodical Persona: Pelanggan yang memiliki sifat logis dan teliti sehingga produk berkualitas tinggi diperlukan untuk memikat minat belinya.
  • Competitive Persona: pelanggan yang menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif dan sering tertarik pada produk yang membantu meningkatkan diri mereka.
  • Humanistic Persona: pelanggan yang membutuhkan waktu lama untuk membuat keputusan dan memerlukan strategi penawaran yang maksimal untuk membuat mereka tertarik.
  • Spontaneous Persona: pelanggan yang mengandalkan emosi dalam pengambilan keputusan dan mudah dipengaruhi.

5. Ketahui bagaimana bisnis Anda dapat membantu

Setelah mengenali pain points dan tujuan konsumen, tahap selanjutnya dalam pembuatan buyer persona adalah memahami bagaimana bisnismu dapat membantu mereka. Carilah manfaat yang dapat ditawarkan oleh perusahaan Anda dan hindari fokus terlalu banyak pada fitur-fitur produk. Dengan demikian, Anda bisa paham betul bagaimana bisnis Anda membantu konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa buyer persona adalah alat yang sangat penting untuk membantu perusahaan menentukan target konsumen yang ideal. Melalui riset dan analisis data, Anda bisa membuat gambaran rinci tentang seseorang yang mewakili target konsumen Anda. Buyer persona akan membantu Anda untuk selalu memprioritaskan kebutuhan konsumen dan menyusun konten yang spesifik serta relevan untuk mereka. 

Dengan memiliki buyer persona, Anda juga bisa menjaga konsistensi pesan pemasaran dan membuat kampanye pemasaran yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Jangan lupa untuk melakukan riset dan analisis data yang mendalam sebelum membuat buyer persona untuk memastikan hasil yang akurat.

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: