Bisnis dan industri memiliki lanskap yang sangat dinamis dan berubah dengan begitu cepat. Hal ini memaksa perusahaan untuk turut melakukan perubahan dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Sayangnya, pola pikir dan cara kerja pegawai sering kali sulit diubah. Untuk alasan itulah, dibutuhkan kepemimpinan yang mampu mentransformasi perusahaan atau transformational leadership.
Apa Itu Transformational Leadership?
Konsep transformational leadership pertama kali diperkenalkan oleh James McGregor Burns pada tahun 1978. Dalam bukunya yang berjudul “Leadership”, ia mendefinisikan transformational leadership sebagai sebuah proses di mana leader dan follower saling menumbuhkan level moralitas dan motivasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Transformational leadership adalah sebuah bentuk kepemimpinan di mana seorang leader memberdayakan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk saling bekerja sama untuk mencapai visi perusahaan. Dalam hal ini, leader tidak mengelola bawahannya secara mikro. Sebaliknya, ia memberi kebebasan kepada bawahannya untuk mencari solusi dan mengasah kemampuannya di tempat kerja.
Karakteristik Transformational Leadership
Transformational leadership memiliki beberapa karakteristik fundamental. Sedikitnya ada 4 karakter yang harus ada dalam transformational leadership. Karakter tersebut meliputi:
- Stimulasi Intelektual
Seorang leader memiliki tanggung jawab untuk membawa timnya mewujudkan visi perusahaan. Untuk itu, ia harus mampu mendorong setiap anggota timnya untuk maju bersama.
Untuk melakukan hal tersebut, seorang leader harus membuka peluang baru dan memberi anggota timnya ruang untuk belajar. Ia secara aktif menggerakkan setiap anggota tim untuk mencoba hal baru dan berani berinovasi.
- Konsiderasi Individual
Setiap manusia adalah individu yang unik. Transformational leadership memahami itu. Seorang leader harus mau mendengarkan setiap anggota timnya dan menjaga alur komunikasi agar tetap terbuka.
Ruang untuk menyampaikan ide dan kritik dibuka secara luas. Apresiasi juga tidak segan-segan diberikan kepada individu yang berprestasi. Jika ada anggota tim yang membutuhkan perhatian khusus, perhatian tersebut harus diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
- Motivasi Inspirasional
Seorang leader harus memiliki visi yang jelas dan mampu mengkomunikasikan hal tersebut kepada anggota timnya. Hal ini dilakukan untuk memberi pandangan yang seragam.
Pandangan seragam membantu mempermudah tim bekerja sama. Di sini, peran leader lebih kepada mentor yang membimbing dan memberikan tantangan demi mengasah potensi anggota timnya.
- Idealisasi Pengaruh
Seorang transformational leader memahami bahwa dirinya adalah sosok panutan. Ia harus bisa memberi contoh standar moral dan etos kerja kepada bawahannya. Melalui mentoring dan coaching, seorang leader mendorong setiap bawahannya agar mampu menyerap nilai-nilai dan prinsip yang membentuk perilaku dan etos kerjanya.
Bagaimana Transformational Leadership dapat Menguntungkan Startup
Umumnya startup memulai segalanya dari keterbatasan. Mulai dari keterbatasan modal hingga keterbatasan sumber daya, startup harus bekerja lebih keras untuk mengembangkan bisnisnya. Sayangnya, tidak semua anggota memiliki kesadaran yang sama.
Mendorong setiap anggota tim untuk saling berkompetisi demi memberikan yang terbaik adalah satu hal yang tidak masuk akal bagi sebuah startup. Kerja sama lebih dibutuhkan mengingat segala keterbatasan yang ada. Di sini, membangun budaya kompetisi justru bisa menghancurkan.
Di sinilah peran transformational leadership untuk mempengaruhi dan mendorong setiap anggota tim untuk memiliki motivasi yang sama. Transformational leadership membantu leader dan anggota timnya untuk tumbuh dan berkembang bersama.
Seorang leader mengkomunikasikan visi, memotivasi, memberi contoh dan menjadi panutan bagi anggota timnya. Di sisi lain, anggota tim juga memperoleh ruang lebih luas untuk menyampaikan ide, kritik dan berkreasi untuk menemukan solusi. Dengan peran yang saling mengisi, startup akan lebih mudah berkembang.