5 Tujuan Desain Produk pada Pengembangan Bisnis

Apa itu desain produk? Saat membuat sebuah produk, Anda tidak bisa lepas dari istilah yang satu ini. 

Desain produk sendiri merupakan proses mendesain sebuah produk, mulai dari mengidentifikasi peluang, mendefinisikan masalah, mengembangkan solusi yang tepat, hingga memvalidasi apakah solusi tersebut memang seperti yang dibutuhkan oleh pengguna. Melalui serangkaian proses inilah, Anda bisa membuat sebuah produk yang benar-benar pas. 

Tujuan Desain Produk dalam Pengembangan Bisnis 

Tujuan akhir dari desain produk adalah untuk membuat produk ataupun layanan yang berfungsi dengan baik. Namun untuk lebih jelasnya, berikut tujuan desain produk dalam bisnis. 

1. Utility 

Produk yang Anda kembangkan tidak akan berguna jika tidak berfungsi dengan baik. Tujuan utility (kegunaan) mengacu pada hal tersebut. Dalam desain produk, Anda harus memastikan produk tersebut berguna. Tidak hanya itu, produk tersebut juga harus aman dan mudah digunakan. 

2. Appearance 

Berfungsi saja tidak cukup. Tampilan produk juga harus menarik agar konsumen tertarik menggunakannya. Di sinilah tujuan dari appearance (tampilan) dalam proses desain produk.  

3. Easy to Maintenance 

Semua barang bisa rusak, entah karena cacat produksi atau karena kesalahan penggunaan. Anda harus mengantisipasi hal tersebut dengan membuat produk yang mudah dirawat dan diperbaiki. 

Tujuan dari easy to maintenance (kemudahan pemeliharaan) bertumpu pada hal tersebut. Jadi kalau produk Anda rusak, konsumen memiliki opsi untuk memperbaikinya sebelum beli yang baru. 

4. Low Cost 

Harga itu penting. Setidaknya, Anda harus memastikan harga produk yang dibuat masih terjangkau oleh pasar yang ingin Anda kejar. 

Agar produk yang Anda jual bisa dijual dengan harga serendah mungkin, biaya produksinya juga harus dibuat rendah. Namun, meski menekan biaya produksi, standar kualitasnya tetap harus dijaga.  

5. Communication 

Produk yang dibuat harus bisa mengomunikasikan misi dan filosofi dari bisnis Anda. Agar tujuan ini tercapai, Anda harus memastikan bahwa desain produk yang dibuat benar-benar mudah dimengerti target pasar. 

Proses Desain Produk 

Proses yang terstruktur dapat membantu Anda lebih fokus. Oleh karena itu, agar bisa tetap on-the-track, berikut proses yang harus dilalui dalam mendesain sebuah produk. 

1. Memutuskan visi produk 

Strategi dan visi produk dapat membantu memberikan arahan kepada seluruh tim yang terlibat. Untuk membuat visi dan strategi, Anda bisa menuliskan apa yang ingin dicapai dengan produk tersebut dan mengapa hal tersebut penting. 

2. Melakukan riset 

Riset produk sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Ini akan membantu menghemat waktu dan sumber daya jika ada perubahan yang perlu dilakukan nanti. Ada beberapa metode riset yang bisa Anda gunakan. Beberapa di antaranya adalah melalui wawancara, survei, dan studi pasar. 

3. Brainstorming ide 

Berbekal visi dan riset produk, Anda bisa mulai membuat ide dan konsep awal desain produk. Proses desain ini akan mengubah ide yang abstrak menjadi desain nyata.  

Beberapa teknik yang bisa digunakan untuk branstorming ide antara lain sketching, wireframing, atau storyboard

4. Membuat prototipe 

Tujuan membuat prototipe adalah agar produk bisa segera dicoba tanpa harus menunggunya selesai dibuat. Oleh karena itu, prototipe tidak harus sempurna. Selama fungsi utamanya bekerja, itu saja sudah cukup. 

5. Menguji dan validasi pasar 

Salah satu fungsi prototipe adalah untuk menguji produk dan validasi pasar. Jika ada kekurangan, hal tersebut bisa segera diperbaiki sebelum melangkah ke proses berikutnya. Selain itu, dalam tahap ini Anda juga bisa melihat respons pasar dan mendapatkan respons terkait apa saja yang bisa ditingkatkan. 

6. Meluncurkan produk 

Data-data dari hasil pengujian bisa digunakan untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Setelah produk selesai dibuat, Anda pun bisa segera meluncurkannya ke pasar.  

7. Aktivitas pasca peluncuran 

Setelah produk diluncurkan bukan berarti semuanya selesai. Anda masih harus memastikan produk tersebut tetap digunakan oleh pengguna. Oleh karena itu, Anda tetap harus menjaga interaksi dengan pengguna, mendengarkan keluhan mereka dan menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan produk ke tingkat yang lebih tinggi lagi. 

Perlu diingat, tujuan utama membuat produk atau layanan adalah untuk menjawab kebutuhan pengguna. Melalui desain produk, proses pengembangan tidak lagi berdasarkan asumsi. 

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: