Efektivitas sebuah situs web tidak hanya bergantung pada seberapa banyak pengunjung yang datang. Seberapa lama mereka bertahan dan berinteraksi di situs tersebut juga tidak kalah penting. Untuk mengukur sejauh mana pengunjung tertarik dan terlibat dengan konten yang disajikan, digital marketer atau SEO spesialis biasanya menggunakan metrik bounce rate. Namun sebelum membahas lebih jauh, apa itu bounce rate?
Apa itu Bounce Rate?
Secara sederhana, bounce rate adalah persentase pengunjung yang datang ke situs web Anda, lalu meninggalkannya begitu saja tanpa membuka halaman lain maupun berinteraksi di dalamnya.
Hal ini mirip seperti kunjungan singkat ke suatu pameran di mana pengunjung hanya melihat-lihat tanpa memiliki minat untuk berinteraksi dengan produk yang ditampilkan. Dalam konteks digital, kondisi ini jelas harus segera diatasi. Jika tidak, performa situs akan semakin merosot dan promosi online yang dilakukan pun jadi sia-sia.
Jenis-jenis Bounce Rate
Menurut Search Engine Journal, ada tiga cara untuk melihat dan menganalisis bounce rate. Berikut ketiga jenis bounce rate yang umum digunakan dalam dunia digital marketing dan SEO:
1. Page Level Bounce Rate
Sesuai dengan namanya, bounce rate yang satu ini digunakan untuk menghitung jumlah bounce dalam satu halaman.
Dengan cara ini, Anda bisa menilai seberapa efektif halaman individual dalam mempertahankan minat dan keterlibatan pengunjung. Page level bounce rate memberikan wawasan mendalam tentang konten spesifik yang mungkin memerlukan perbaikan atau peningkatan.
2. Sitewide Bounce Rate
Jenis bounce rate yang satu ini memberi gambaran umum tentang seberapa menarik situs web secara keseluruhan.
Sitewide bounce rate membantu Anda melihat performa situs secara menyeluruh. Dari sini, Anda juga bisa mengetahui apakah konten atau elemen navigasi situs perlu diperbaiki.
3. Segmented Bounce Rate
Segmented bounce rate diterapkan pada sekelompok halaman tertentu dalam situs web, seperti halaman kategori produk, topik tertentu, atau bagian tertentu dari situs. Dengan menghitung segmented bounce rate, Anda bisa menganalisis bagaimana pengunjung berinteraksi dengan konten yang memiliki kesamaan atau relevansi tertentu.
Penyebab Naiknya Bounce Rate pada Situs Anda
Perlu diingat, bounce rate yang tinggi tidak selalu terjadi karena pengunjung tidak tertarik dengan situs Anda. Ada beberapa alasan kenapa bounce rate meningkat. Berikut beberapa diantaranya:
- Konten tidak sesuai harapan pengunjung
- Broken link (tautan rusak)
- Loading halaman lambat
- Klik pada iklan atau link keluar
- Pengunjung menutup browser
Semua faktor yang mendorong pengunjung untuk segera meninggalkan situs bisa menyebabkan naiknya bounce rate. Namun, dengan mengatasi faktor-faktor di atas, setidaknya Anda bisa mengurangi tingkat bounce rate dan meningkatkan keterlibatan pengunjung.
Cara Menurunkan Bounce Rate
Kunci menurunkan bounce rate adalah mempertahankan pengunjung dan membuat mereka terlibat lebih lama di situs Anda. Untuk mewujudkan hal tersebut, berikut beberapa cara menurunkan bounce rate paling efektif yang bisa Anda coba:
1. Optimasi kecepatan loading halaman
Loading halaman yang lambat bisa membuat pengunjung meninggalkan situs Anda segera. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengoptimalkan kecepatan loading halaman dengan mengurangi ukuran gambar, menghapus plugin yang tidak diperlukan, dan menggunakan teknik caching.
2. Hindari hal-hal yang mengganggu user experience
Jangan menggunakan pop-up yang mengganggu atau iklan yang menghalangi konten. Fokuslah pada pengalaman pengguna dan buat mereka merasa nyaman saat mengunjungi situs Anda.
3. Mobile-friendly first
Pastikan situs Anda responsif di perangkat mobile. Perlu diingat, saat ini sebagian besar pengunjung website mengakses internet melalui smartphone. Oleh karena itu, situs yang tidak mobile-friendly bisa membuat mereka meninggalkan situs dengan cepat.
4. Pilih keyword dan kembangkan konten yang tepat
Pemilihan keyword yang relevan dan konten yang bermutu akan membuat pengunjung tertarik membaca lebih lanjut. Hindari menggunakan clickbait dan pastikan konten memberikan jawaban yang diharapkan oleh pengunjung.
5. Buat meta description yang persuasif
Meta description yang informatif dan menggambarkan isi konten dengan baik cenderung membuat pengunjung menjelajah situs lebih dalam. Dengan meta description yang persuasif namun tetap akurat, Anda bisa memastikan halaman situs sesuai dengan ekspektasi pengunjung.
Dengan fokus pada kelima langkah di atas, Anda bisa mengoptimalkan pengalaman pengguna. Tidak hanya itu, Anda juga bisa meningkatkan keterlibatan dan secara signifikan menurunkan tingkat bounce rate situs Anda.