Buat Produk Lebih Bernilai Bagi Customer dengan User Journey

user journey

Agar suatu produk lebih bernilai, pengalaman pengguna harus menjadi salah satu perhatian utama. Dalam hal ini, user journey akan sangat membantu dalam mengetahui apa saja pain points customer dalam menggunakan produk Anda. Melalui pemahaman akan pain points customer, Anda pun dapat mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki. Namun sebelum membahas lebih jauh tentang hal tersebut, apa itu user journey?

Apa yang Dimaksud dengan User Journey?

Saat mendengar istilah user journey, apa yang terlintas dalam benak Anda? Berangkat dari dua kata penyusunnya, yakni user (pengguna) dan journey (perjalanan), mungkin Anda sudah memiliki sedikit gambaran tentang apa yang dibahas dalam user journey.

Istilah user journey dapat diartikan sebagai kumpulan langkah-langkah terkait bagaimana pengguna (user) berinteraksi dengan produk yang Anda kembangkan. Dalam user journey, sedikitnya ada dua hal yang dapat digambarkan, yakni bagaimana pengguna saat berinteraksi dengan produk dan bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan produk Anda.

Sebagai contoh, jika produk yang Anda kembangkan adalah aplikasi marketplace, urutan penggunaannya dapat digambarkan sebagai berikut.

1.     User membuka aplikasi marketplace;

2.     User mencari produk;

3.     User memesan produk yang diinginkan;

4.     User membayar tagihan atas barang yang dipesan;

5.     Setelah produk sampai, user membuka kembali aplikasi;

6.     User menyelesaikan pesanan;

7.     User menutup aplikasi.

Urutan di atas sebenarnya hanya salah satu skenario yang biasa terjadi. Tentu saja, masih ada skenario-skenario lain. Gambaran mengenai skenario-skenario interaksi antara pengguna dengan aplikasi inilah yang digambarkan dalam user journey.

Pentingnya User Journey Bagi Sebuah Bisnis

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, user journey dapat menggambarkan interaksi yang terjadi antara pengguna dengan produk yang Anda kembangkan. Pertanyaannya sekarang, apa pentingnya user journey bagi sebuah bisnis atau perusahaan?

Melalui user journey, perusahaan dapat mengetahui apakah produk yang dikembangkan sudah cukup mudah digunakan oleh pengguna. Jika memang ada kesulitan, perusahaan bisa mengidentifikasi di mana letak permasalahannya dengan lebih cepat.

User journey juga bisa menggambarkan kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk. Jika ada fitur baru yang akan ditambahkan, Anda juga bisa mengetahui tingkat urgensinya, khususnya dari perspektif pengguna. Apakah fitur tersebut harus ditambahkan secepatnya atau tidak, hal tersebut dapat dinilai setelah melihat user journey.

Bagaimana Cara Membuat User Journey

Membuat user journey bisa cukup menantang. Untuk satu produk saja, skenarionya bisa sangat banyak. Itulah kenapa Anda harus peka pada keinginan pengguna dan terbuka pada banyak skenario yang bisa terjadi. Sedikitnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat membuat user journey.

●      Kenali dan Pahami Pengguna

Orientasi user journey pada dasarnya adalah pengguna. Karena itu, mustahil Anda bisa membuat user journey yang akurat tanpa mengenali siapa pengguna produk Anda. Anda bisa memulainya dengan mengenali siapa pengguna produk Anda. Setelah itu, cari tahu latar belakang mereka dan pahami kebiasaan dan ekspektasi pengguna.

●      Buatlah Journey yang Paling Memudahkan Pengguna

Pada dasarnya pengguna mencari kemudahan. Mereka tidak ingin direpotkan dengan solusi yang rumit. Karena itulah, produk yang Anda buat harus bisa memenuhi unsur kemudahan tersebut.

Buatlah journey yang paling memudahkan pengguna. Anda bisa membuat skenario fiksi untuk memudahkan prosesnya. Namun perlu diingat, skenario tersebut harus dibuat berdasarkan pengetahuan akan latar belakang pengguna.

●      Buat Skenario Alternatif

Berangkat dari skenario yang telah dibuat sebelumnya, mulailah untuk memodifikasinya. Pikirkan masalah apa saja yang mungkin akan dialami pengguna saat menggunakan produk Anda.

Dengan memahami apa itu user journey dan bagaimana cara membuatnya, Anda bisa mendapatkan gambaran terkait kesulitan yang dialami pengguna dan apa yang mereka inginkan. Berbekal informasi tersebut, Anda pun bisa membuat produk yang benar-benar mampu menjawab kebutuhan dan ekspektasi pengguna.

Buat Anda founder startup yang memiliki potensi dan ingin mengembangkan skala bisnis startup, namun menghadapi berbagai tantangan dan kendala, Anda bisa mendapatkan kesempatan untuk brainstorming secara langsung dari para pelaku startup terkemuka di Indonesia melalui Startup Studio Indonesia (SSI).

SSI merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang diselenggarakan untuk memfasilitasi startup digital yang sudah mencapai tahap product market fit dan memiliki founder yang potensial untuk menjawab masalah sulitnya mendapatkan sumber daya yang berkualitas dan pengembangan bisnis.

Program ini diusung untuk menciptakan ekosistem digital Indonesia yang kaya akan sumber daya potensial yang bisa diakses para founder dalam berinovasi untuk mendorong transformasi digital Indonesia. Apakah Anda siap untuk #GoTheExtraMiles? Cek informasi lengkapnya di website SSI sekarang!

Share

Related Article

brd

Apa Saja Konten dari Business Requirement Document?

Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada perencanaan dan pemahaman tentang apa yang ingin dicapai. Untuk alasan inilah, business requirement document atau BRD dibutuhkan.  Business Requirement

value stream mapping

Fungsi Value Stream Mapping dalam Manajemen Produksi

Efisiensi produksi tidak mungkin bisa dicapai tanpa mengetahui di mana titik permasalahan dan pemborosan itu terjadi. Untuk mengidentifikasinya, Anda membutuhkan alat yang tepat. Inilah saat

Program intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memberdayakan early-stage startup, berfokus pada akselerasi produk dan tim, validasi strategi growth marketing, assisting technology development, dan business skill.

© Startup Studio Indonesia 2021

Sebuah program dari: